Aku menelusuri ruangan yang gelap. Sangat gelap bahkan tak ada satu hal pun bisa ku lihat. Untuk pertama kalinya, sudut ini kumasuki. Untuk pertama kalinya, aku berjalan seorang diri ke dalam tempat yang bahkan seharusnya tak kudatangi.
"Kongpob!" Teriakku menggema di seluruh ruang.
Aku terus berjalan. Kalian kira aku sudah tidur? Tidak. Aku hanya setengah sadar, makanya aku bisa melakukan perjalanan ini.
"Kongpob!" Teriakku untuk kesekian kalinya dan membuatku mulai sakit tenggorokan. Suara seseorang mulai menggema. Itu suara Krist. Ya, aku bisa mendengarnya saat ini, mungkin saat aku sadar nanti aku agak setengah lupa, tapi aku bisa mendengarnya sangat jelas sekarang.
Aku masih terus berjalan.
Hiks. Maaf, Hiks. Maaf lo harus jatuh cinta sama bajingan kayak gue Kak. Hiks.Maaf, gue gak bales ucapan cinta lo. Hiks
Nggak, Krist. Aku bersyukur mencintaimu, aku bersyukur kamu mengijinkanku untuk mencintaimu. Kamu bukan bajingan, Krist. Kamu orang yang layak dicintai. Mataku perih mendengar tangisan Krist. Aku tahu, Krist. Aku tahu. Sejak awal aku tahu kamu juga mencintai Kongpob. Sejak awal kamu memang sudah mencintainya, walau kamu bilang mencintaiku, tapi memang bukan hanya aku saja. Tapi juga Kongpob.
"Kongpob!" Teriakku yang lagi-lagi menggema. Aku terus berjalan tanpa tahu kemana sebenarnya aku.
Gue emang bajingan, Kak. Gue bajingan. Gue yang salah. Hiks. Gue yang udah buat lo nangis. Gue yang udah buat lo kesepian, Kak. Hiks
Nggak, Krist. Kamu nggak buat saya nangis. Saya saja yang cengeng. Saya terlalu lemah, bahkan Kongpob pun sampai muak dan menginggalkan saya. Bukan kamu yang membuat dia pergi, tapi saya. Saya terlalu lemah.
Aku terus mencari sosok Kongpob dan sebuah cahaya remang tampak olehku. Kongpob, duduk dengan mata terpejamnya.
Got u brother
Dalam hati aku bergembira.
"Kenapa kesini?" Suara datar dan dingin yang kurindukan.
"Menemuimu dan membawamu keluar dari tempat gelap ini"
" Untuk apa?" Masih dengan nada datarnya dan mata tajam. Hah... Aku rindu berbicara sambil menatap mata tajam ini.
"Untuk mengembalikanmu pada tempat yang seharusnya"
Kongpob tersenyum mengejek.
" Seharusnya? Disinilah tempatku. Sendiri. Gelap. Sama seperti awalnya. Bukan seolah menatap dunia yang fana tapi ternyata hina. Menatap dunia yang penuh warna kepalsuan."
" Apa yang kamu bilang palsu?"
" Kau. Dan keluarga busukmu. Juga pria manis yang membuat jantungmu berdegup"
" Bagian mana yang kau sebut palsu dari Krist?"
Lagi kongpob tertawa mengejek.
" Memberi perhatian yang seolah memberi harapan, tapi pada akhirnya, semua palsu. Semua akan menganggapku tak pernah ada, semua hanya peduli padamu, bukan aku"
Maaf, karna gak pernah natap mata lo. Maaf, gue terlalu pengecut, maaf gue terlalu penakut. Hiks. Gue takut, kalo gue natap mata lo, gue bakal makin jatuh. Gue takut kalo gue natap mata lo, gue makin-makin gila, gue takut, Kak. Gue takut, kalo rasa rindu gue ke orang itu tambah besar, Kak
"Apa itu yang kamu sebut kepalsuan?"
Kongpob menampilkan senyum miring.
" Lalu apa kamu percaya dengan tangisan itu?"
Aku mengangguk mantap. Kongpob tertawa keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Making Sin : Somebody Unseen [✓]
Fiksi PenggemarCerita tentang aku dan dia