03

48 20 7
                                    

𝖑𝖔𝖔𝖐 𝖋𝖔𝖗 𝖒𝖔𝖗𝖊 𝖊𝖝𝖕𝖊𝖗𝖎𝖒𝖊𝖓𝖙
|| ժօղե ղօե ҍҽ ƒօօӏҽժ ||


Pada pukul 01:13 dirumah Dayen..

Teddy tersenyum lebar, melihat Dayen tertidur pulas memeluk adik perempuannya. Ide untuk bersenang-senang pun ikut muncul saat itu juga.

Teddy membuka bukunya yang tadi dan membacanya. Tidak terdenger jelas apa yang dia baca, tapi itu membuat Dayen terbangun dari tidurnya.

"Apa yang ko lakukan, hah?!" Kata Argo sambil mencengkram baju Teddy.

Teddy tersenyum dan melirik ke Dayen "liat lah."

Dayen memang terbangun, tapi ada yang aneh. Ia tidak berekspresi saat melihat mereka. Kalau normalnya pasti akan menjerit atau melarikan diri.

Argo yang masih wujud demonnya hanya jengkel melihat Teddy yang tersenyum lebar. Sangat lebar. Seperti bukan senyuman lagi kalau dilihat.

"HIHIHI.. aku mau bermain sebentar yah," katanya sambil tertawa keras. Itu membuat adik Dayen terbangun.

Adiknya ketakutan saat melihat Argo. Menangis dipelukan kakaknya yang masih terbengong.

Argo yang masa bodo hanya melihat permainannya. Batinnya. kurang kerjaan.

"Kakak!! ada monster dikamar kita kak!!" Kata adiknya sambil memeluk erat Dayen. Dan mulai berteriak saat Teddy mendekatinya.

Dayen seperti bukan dirinya. Ia tidak memenangkan adiknya, malah ia kesel dengan suara tangisannya.

Teddy yang melihat ada kesempatan langsung berbisik ke telinganya.

"Bisikan? kenapa kamu tidak buat dia diam."

Dayen seperti terhipnotis dengan suaranya. Dan mulai mencekik adiknya sendiri.

"Good girl," kata Teddy.

Muka Darsa terlihat pucat dan kakaknya mulai mengencangkan cekikannya.

"Uhk.. k-kak! Dar-saa tak bi-saa napas..," Lirihnya.

Darsa memegang tangan kakaknya, berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya.

Apa yang bisa diharapkan Darsa? Ia hanya bocah berusia 4 tahunan. Dan berakhir tangannya jatuh ke bawah dengan lemas.

Teddy yang melihat kejadian tadi hanya kecengesan tidak jelas dan Argo masih sibuk dengan pikirannya.

Dayen yang mendengar suara kecengesan Teddy tadi mendadak sadar dan shock saat melihat tangannya sedang mencekik adiknya.

Ia langsung memeluk adiknya yang sudah tidak bernyawa lagi. Menangis sekuat-kuatnya. Memanggil adiknya dengan lirih.

"D-dek.. bangun! maafkan k-kakak hikss..," Dayen tidak kuat untuk berbicara lagi. Bibirnya sudah gemetar hebat bersamaan dengan badannya.

"Dek! Tidak!! K-ku mohon.. bangun lah!! hiks.. tidak!! Dedek! Darsa! DARSA!!" Teriaknya sambil memeluk adiknya erat.

Pikiran Dayen campur aduk. Detak jantungnya mulai berdetak kencang. Keringat terus keluar dari kulitnya.

Dipikirkannya ia telah membunuh adiknya. Sampai ia tidak sadari bahwa ada orang lain yang ada dikamarnya.

❃❃❃

Pada pukul 01:33

Argo membuka pembicaraan, karena ia capek dengerin kecengesan Teddy yang tidak ada akhirnya.

 𝑨 𝒒𝒖𝒊𝒆𝒕 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang