17

9 7 2
                                    

𝖑𝖔𝖔𝖐 𝖋𝖔𝖗 𝖒𝖔𝖗𝖊 𝖊𝖝𝖕𝖊𝖗𝖎𝖒𝖊𝖓𝖙
|| ժօղե ղօե ҍҽ ƒօօӏҽժ ||


Mereka semua terdiam saat mendengar suara pintu terbuka dan bisa dipastikan itu dari pintu depan. Deast menutup bukunya dan memberikannya ke Teis.

Suasana jadi terlalu hening sampai suara napas mereka juga terdengar disana. Napas mereka jadi naik-turun dengan cepat. Mata mereka terpaku ke arah pintu kamar, menunggu sesuatu membukanya.

Tap.. tap.. tap!

Suara langkah mulai bergema sampai ke ruangan mereka. Sindy yang dekat pintu langsung merangkak ke paling belakang, melewati yang lain nya.

Tap.. tap!

Mereka merasa langkahnya berhenti didepan pintu kamar. Dan ditengah-tengah ketegangan mereka dibuat terkejut saat pintu dibuka.

Teriakkan mereka tertahan saat melihat siapa orang yang membuka pintunya.

"MONGI!!" Teriak mereka bersamaan.

"Sst, pelankan suara kalian!"

"Apa yang ko lakukan disini?!" Tanya Gita penasaran.

"Pokoknya kalian harus pergi dari sini! Kalian berbohong, kalian bukan seperti kami!!" Kata Mongi sambil melirik ke mereka semua dengan marah.

"Apa maksudnya?" Tanya Deast

"Kalian harus pergi dari sini, sekarang!! Sebelum kalian ketahuan berada disini!!" Lanjut Mongi.

"Tunggu, ada apa sebenarnya? Sindy bilang dia lihat sesuatu diluar sana yang menuju ke cahaya, apala gitu. Terus ko bilang kami berbeda dari kalian semua. Jadi kalian apa?" Dayen mulai frustasi dengan keadaannya saat ini.

"Kalian manusia, kan?!" Tanya Mongi.

"Yah, kami manusia. Jadi kalian para penduduk sini bukan manusia gitu?" Tanya Sindy sinis.

"Bukan," Mongi menjawabnya dengan muka dan nada datar.

"Cepat pergi dari sini! Atau tidak sama sekali," lanjut Mongi.

Mereka semua saling bertatapan satu sama lain. Bagaimana sekarang? Apa yang harus mereka lakukan? Mereka menunggu ide dari Deast saat ini, tapi kelihatannya ia sendiri sedang shock dengan kenyataan.

"Mongi, tolong bantu kami keluar dari sini," mereka semua terkejut mendengar Deast berkata begitu.

"Iya Mongi, ko yang membawa kami ke sini. Jadi, ko juga yang akan membawa kami pergi dari sini," tambah Dayen tidak mau ngalah.

Mongi terlihat mengacak-acakkan rambutnya dan mendengus pelan "yaudah, tapi setelah ini jangan sampai aku melihat kalian ada disekitar sini lagi."

Mereka semua mengangguk. Mongi pergi keluar dari kamar mereka dan membawakan kain-kain putih. Memberikan itu pada mereka dan memintanya untuk berpakaian seperti orang-orang disana.

"Eh, beneran deh. Kalau tidak pake tidak apa, kan?" Tanya Gita memelas.

"Harus! Kita akan menyamar. Kalian tidak mau hal buruk terjadi, kan?" Mongi menaikkan satu alisnya, menatap mereka dengan serius.

 𝑨 𝒒𝒖𝒊𝒆𝒕 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang