10

19 11 2
                                    

𝖑𝖔𝖔𝖐 𝖋𝖔𝖗 𝖒𝖔𝖗𝖊 𝖊𝖝𝖕𝖊𝖗𝖎𝖒𝖊𝖓𝖙
|| ժօղե ղօե ҍҽ ƒօօӏҽժ ||


   Hujan turun dengan lebat. Langit menjadi lebih gelap. Semua member pasta kembali ke mansion dengan cepat.

Sebagian dari mereka ada yang basah dan ada juga yang tidak. Hawa disana sangat berat. Pengam, sulit rasanya untuk sekedar bernapas.

Tercium bau alkohol dimana-mana. Dan tidak lupa, bercak darah yang mewarnai dinding disana. Mansion ini cukup tertutup, jadi susah untuk cahaya matahari masuk kesini.

Joan dan Justin berjalan melewati ruang tamu. Yang tadinya rame mendadak sepi, saat setelah mereka datang. Tatapan semua tertuju pada mereka berdua.

"Hmm hai, dimana ruang Slendy?" Tanya Joan ramah.

Yang lain terlihat tidak memperdulikannya. Semua mencuekkannya. Batin Joan ugh, tak sopan.

Mereka berdua masih berdiri ditempatnya. Sampai seorang pria datang dan berbicara. "Ikut. Tuan Slendy kan?" Katanya.

Pria itu tinggi, layaknya manusia pada umumnya. Berpakaian hoodie warna hitam dan memakai topeng biru.

Aneh. Topeng biru itu mengeluarkan cairan kental hitam dilubang matanya.

Joan melirik ke pria itu untuk memastikan ia tidak salah liat, tapi ia malah ketahuan dan membuat pria itu menegurnya.
"Jangan liat aku," katanya.

Justin? ia hanya fokus pada jam tangan yang dikenakannya. Sesekali melirik ke iPhone yang dia bawa. 

Tok.. tok.. tok..

Ketuk pelan, pria topeng itu.
"Masuk," jawab slendy.

Mereka memasuki ruangan. Sepertinya cuma ruangan ini yang rapi. Tidak ada bau yang aneh disini. Semua buku tersusun rapi dirak. Perabotan antik terlihat disudut-sudut ruangan.

"Ada masalah apa sampai ananda datang kemari," sambil membereskan berkasnya.

"Ini laporan orang hilang. Para player sudah dinyatakan hilang dan para kepolisian sudah menyebarkan kabar ini diberita," kata Justin datar. Sambil menyerahkan berkasnya.

Slendy nampaknya kurang suka dengan kabar yang diberikan Justin. Suasana jadi lebih tegang, saat setelah tentakelnya mencekik Justin.

Joan yang kaget berusaha membantu adiknya. "Lepaskan Slenderman!" Teriaknya.

"Tuan Jack, bisakah anda keluar terlebih dahulu."

Oh ternyata, itu namanya batin Joan.
Tangannya ditepis kuat. Tentakel Slendy mulai menjalar ditubuhnya. Mempererat lilitannya. Dan akhirnya mereka berdua diangkat ke atas oleh Slendy.

Sekarang tinggal mereka bertiga disana. Jack? Ia langsung keluar setelah perintah dari Slendy.

"Saya lelah, jadi jangan ditambah," katanya singkat padat.

Mereka berdua dihempaskan ke lantai. Slendy mengambil berkas yang dibawa Justin tadi. Dan meminta mereka untuk keluar dari ruangannya.

 𝑨 𝒒𝒖𝒊𝒆𝒕 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang