14

10 8 0
                                    

𝖑𝖔𝖔𝖐 𝖋𝖔𝖗 𝖒𝖔𝖗𝖊 𝖊𝖝𝖕𝖊𝖗𝖎𝖒𝖊𝖓𝖙
|| ժօղե ղօե ҍҽ ƒօօӏҽժ ||


"CEPAT LEWAT SINI!" Teriak Deast.

Mereka semua terpaksa keluar dari mobil dan berlari kedalam hutan. Gelap, mereka tidak bisa melihat apa-apa disana. Yang bisa mereka lakukan hanya berlari dan berteriak.

Deast memimpin jalan didepan. Ia menarik tangan Gita yang sepertinya sudah kelelahan. Sedangkan Sindy, ia membawa labu itu dengan kedua tangannya. Menatap jijik labu yang ia pegang itu.

Sherly dan Teis, mereka berlari dipaling belakang. Dan Dayen, ia lari sambil menarik baju Sindy.

Ditengah kegelapan, mereka cuma bisa mendengar suara hembusan angin. Terlalu sunyi untuk hutan biasa. Deast memberi aba-aba untuk diam. Sontak yang lainnya merapatkan mulutnya.

BUARR!

Suara ledakan terdengar tidak jauh dari mereka. Semuanya panik berdiam diri ditempatnya. Dari kejauhan mereka bisa lihat ada api yang menjalar disekitar sana. Dan ternyata, itu dari mobil mereka!

Gadis pucat itu terlihat sedang berusaha memadamkan api yang ada ditanaman rabatnya.

Deg! Deg! Deg!

Mata gadis pucat itu melotot ke arah mereka. Dengan tatapan membunuh, ia menunjuk ke arah mereka semua dengan marah. Api bertambah besar dan mulai menjalar di sekeliling gadis itu.

Mereka langsung merinding seketika. Dari tatapan gadis itu terlihat seperti ingin menyampaikan pesan yang berisi, ini belum berakhir.

Api semakin bertambah besar dan mulai merebak ke mana-mana. Gadis itu menghilang ditengah asap hitam disana. Tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis pucat itu lagi atau yang mereka panggil dengan sebutan HD.

Mereka yang dari tadi terdiam ketakutan. Sekarang berlari sekuat-kuatnya dari sana. Karena, api mulai menjalar didekat daerah mereka.

Asap mulai mengganggu pernapasan mereka. Mata mulai berair ditambah telapak kaki mereka luka-luka, akibat batu kerikil yang ada disana. Setiap melangkah mereka harus menahan perihnya demi bisa selamat dari sini.

"Sebelah sini!" Teriak Deast. Ia berlari sambil memegang erat tangan Gita. Sedangkan Gita sendiri, ia sudah terbatuk-batuk dari tadi dan langkahnya pun mulai melambat.

Teis mempererat pelukannya dengan buku bersamaan dengan Sindy yang sekarang sudah memeluk erat labu itu juga.

Dayen berlari dengan cepat mengikuti langkah Deast didepannya. Sedangkan Sherly, ia berlari dipaling belakang.

Api mulai mengelilingi mereka. Dahan-dahan pohon mulai berjatuhan diatas mereka. Sherly terkejut. Karena, ada dahan pohon besar yang jatuh didepannya. Ia terpisah dari rombongannya!

"SHERLY!!" Teriak Teis dibalik dahan pohon itu.

Yang lain kaget mendengar teriakan Teis. Dan ternyata, dahan pohon itu menghalang jalan Sherly. Ia terjebak disana sendirian.

Teis terus berteriak memanggil namanya. Berharap Sherly baik-baik saja diseberang sana. Yang lain, mencoba memadamkan api itu dengan menaburkan tanah didahannya. Tapi, itu belum cukup untuk memadamkan apinya.

 𝑨 𝒒𝒖𝒊𝒆𝒕 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang