15

116 28 8
                                    

Haloo! Maaf ya kalau chapter2 ini mungkin akan terkesan bosan bagi kalian yang tidak terlalu menyukai narasi cerita. Jika ingin tetap melanjuti Red Dresses, dimohon untuk tidak melompati narasi2 ini, ya? Sebab kalian bisa saja bingung karena tidak mencermati secara baik. Terima kasih banyak!<33



























Jaehyun mulai menggerakkan tangan kiri guna mengetuk pintu rumah Nara setelah berhasil memakirkan mobil di halaman depan. Setelah kurang lebih lima menit Jaehyun tunggu, masih belum juga mendapat jawaban dari seseorang dalam rumah tersebut.

"Permisi! Naraaa! Ini gue Jaehyun, tolong buka pintunya!" 

"Naraa!"

"Naraa bukaa!"

Tetap juga tak mendapat jawaban.

Sebab tak kunjung mendapat balasa apa pun dari Nara, Jaehyun akhirnya memutuskan untuk menerobos masuk ke dalam rumah. Dia tidak memperdulikan kemungkinan-kemungkinan yang ada di otaknya selain keberadaan dan keadaan Nara.

"Naraa gue masuk, ya!"

Tepat setelah Jaehyun meminta izin dan menghela napas yang panjang, ia langsung membuka kenok pintu utama lalu seketika membuat dia melotot. Jaehyun sangatlah terkejut melihat penampakan di depannya kini. Rumah Nara sungguh tak terawat dan berantakan. Barang-barang berserakah di mana-mana dan debu-debu yang seperti tidak pernah lagi dibersihkan. 

"Apa-apaan ini?!" heran Jaehyun, masih dengan ekspresi wajah yang kebingungan. "Nara enggak akan mungkin ninggalin rumah dalam keadaan seperti ini. Ini kayak udah lama sekali enggak terawat." 

Di mana para pembantu yang biasa mengurus rumah Nara?? Apa mereka sudah tidak bekerja lagi di sini sehingga rumah bisa sampai seberantakan ini?

Tapi, bagaimana mungkin seorang Nara membiarkan rumahnya berantakan? Perempuan itu bukanlah termasuk perempuan yang tidak disiplin. Jaehyun bahkan sangat mengakui hal ini!

Dan lagi pun, ada masalah apa sehingga Nara sampai memberhentikan para pembantunya?

Perasaan Jaehyun semakin tidak karuan. Pertanyaan-pertanyaan yang berada dikepala Jaehyun membuat dia serasa ingin memecahkan kepalanya saat ini juga. 

"Halo? Naraaa!" panggil Jaehyun, mulai memasuki ruangan sembari mata yang melihat ke sekeliling.

"Nara lo di mana?! Naraaa!" 

Jaehyun tak henti-hentinya untuk terus memanggil nama mantan kekasihnya itu. Ia mulai melangkahkan kakinya ke area ruang tamu tempat biasa dia dan Nara dulu menghabiskan waktu berdua. Jaehyun merasakan kenangan indah itu hadir kembali dalam dirinya. Sungguh demi apa pun, ia sangat amat merindukan kenangan tersebut dapat bisa terulang.

Langkah kaki Jaehyun terhenti sebab menabrak sebuah barang yang berada dilantai. Lantas, lelaki ini pun mengalihkan pandangan ke bawah dan mendapati beberapa piring dan gelas yang berserakah juga terpecah belah.















































































"ASTAGA TUHAN!"

Jaehyun dirasa akan mengeluarkan sisa-sisa makanan dalam perutnya—melihat penampakan sekarang yang membuat dia merasa jijik serta mual.

Di dekat piring dan gelas yang berhamburan itu ... terdapat banyak sekali ulat, cacing, kecoa dan belatung yang telah mati membusuk. Anehnya, Jaehyun tidak merasakan bau busuk apa pun dari bangkai serangga-serangga tersebut. 

Mengetahui hal mengerikan ini telah terjadi di dalam rumah Nara, membuat Jaehyun tanpa pikir panjang langsung lari memeriksa semua ruangan yang kemungkinan terdapat Nara di dalamnya. Masa bodoh perihal ia yang akan dikatai lancang dan tidak sopan atau bahkan ketahuan oleh Nara. Jaehyun bisa mengurus masalah itu nanti.

"NARAAA!" teriak Jaehyun pada rumah yang tidak berisi seseorang selain dirinya itu. "ASTAGA TUHAN ... INI ADA APA SIH SEBENARNYA?!" Jaehyun menghantamkan tumpuan tangan ke dinding beberapa kali--yang menghasilkan darah keluar dari dalam kulitnya.

Lelaki yang masih menggunakan setelan semalam tersebut sudah terlampau frustasi. Dia cemas, resah dan ketakutan. Kejadian mengerikan ini sungguh diluar batas pikirnya. Ia tak pernah sekali pun mengira akan dapat terjadi pada kehidupan ia dan juga Nara. 

Bahkan hingga memasuki tahap semengerikan ini pun Jaehyun sama sekali tidak merisaukan keadaannya. Yang dia pikir dan cemaskan ialah keadaan Nara, Nara dan Nara.

Sebegitu dalam rasa cinta yang diberikan Nara untuk Jaehyun. Dalam keadaan mereka yang sudah tidak memiliki hubungan ... Jaehyun tetap ingin melindungi Nara-nya.

Lamunan Jaehyun terhenti sebab panggilan masuk dari sang Mama. Astaga, Jaehyun sampai lupa jika ia masih harus bersiap ke sekolah. 

Oh ya, Jaehyun lupa akan hal ini! Jaehyun masih bisa untuk dapat bertemu Nara di sekolah, bukan?! Kenapa tidak terpikirkan sedari tadi, sih?!

Dengan kecepatan penuh Jaehyun tempuh untuk segera sampai ke rumahnya agar bisa langsung melanjuti destinasi berikutnya, sekolah.









Red Dresses : Jaehyun ft JihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang