17

110 27 12
                                    

Tanpa menunggu persetujuan dari Nara, Jaehyun berhasil membawa gadis itu hingga kini mereka tepat berada di lorong yang menjadi saksi atas permulaan masalah keduanya hingga hubungan tersebut kemudian berakhir.

Berbagai macam pandangan serta gunjingan tertuju dari para murid melihat Jaehyun kembali bersama dengan Nara. Bukan, lebih tepatnya sebab Jaehyun yang menggandeng erat tangan dari mantan kekasihnya ini.

Dan tentu saja sama halnya bagi Jaehyun, ia tetap tak memperdulikan mereka seperti saat di kelas Nara.

Namun sungguh, Jaehyun ingin sekali rasanya menghajar mereka—membungkam satu per satu mulut tak baik itu agar tidak dapat lagi mengatakan hal-hal buruk tentang Nara.

Meskipun tidak terdengar jelas dipendengaran Jaehyun, dia tau betul ada dari mereka sedang membicarakan yang tidak-tidak mengenai Nara sekarang.

Jika saja salah satu terang-terangan mengatakan langsung secara lantang, dapat dipastikan tangan Jaehyun yang sudah dikepal keras sedari tadi ini akan mendarat pada wajah murid itu.

Jika saja Jaehyun tidak sedang berburu-buru, mungkin ... Jaehyun akan memberikan peringatan kecil kepada mereka.

Sebab Jaehyun tidak akan pernah lagi membiarkan para mulut kotor itu mengotori nama baik Nara—mantan kekasihnya.

















































































Jaehyun melihat sekeliling—tidak mendapat seorang pun yang melalui lorong ini. Baguslah, batin Jaehyun. Menjadi momentum yang pas untuk Jaehyun obrolkan kejadian kemarin malam hingga pagi tadi pada Nara.

Suasana kembali terasa canggung untuk Jaehyun. Ketika memandangi Nara ... seketika saja pertengkaran yang dahulu terjadi kini mengitari otaknya.

Tak hanya itu, kisah di mana Jaehyun pertama kali menyatakan perasaan untuk perempuan di hadapannya ini—juga kembali. Memori yang menjadi satu ... membuat Jaehyun senang sekaligus sedih.

Mengetahui fakta bahwa dirinya dan Nara kembali menginjakkan kaki di tempat bersejarah bagi mereka namun dalam kondisi sudah tidak memiliki hubungan.

"Kamu mau bicara apa?"

Bayang-bayangan tersebut menjadi buyar di saat Nara memulai pembicaraan.

Jaehyun menggaruk tengkupnya yang tidak gatal. "G-gue mau ..." gelagak Jaehyun terlihat gugup. Lelaki bermarga Jung ini menjadi salah tingkah sekarang.

"Mau apa?"

Sikap Nara sungguh bertolak belakang dengan Jaehyun. Tidak ada sedikit pun kesenangan yang terpancar dari bahasa tubuh atau ekspresi wajah perempuan bermarga Kim ini. Sejak awal melihat Jaehyun di kelas hingga terbawanya ia sampai di tempat ini, hanya raut datar yang terpajang pada wajah Nara.

Dan Jaehyun baru menyadari hal ini ketika mereka tiba di lorong sekolah.

"Lo ingat kalau semalam kita telponan, kan?" pertanyaan Jaehyun mendapat anggukan kepala dari Nara. "Kalau gitu ... dia siapa?"

"Dia siapa?"

"Lelaki yang lo ajak ngobrol sewaktu kita masih terhubung di telepon," jawab Jaehyun. "Siapa dia?"

Nara tetap diam membalas tatapan intens Jaehyun. "Oh dia."

Jaehyun memasang ekspresi wajah kebingungan. Jawaban Nara menunjukkan tidak adanya niatan untuk dapat kembali mengobrol bersama Jaehyun.

Red Dresses : Jaehyun ft JihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang