14

104 29 6
                                    

"Nara."

Nara yang akan mengambil sendok makan kini menghentikan niatnya sebab panggilan Jaehyun. "Ya, Jaehyun?"

"Ayo kita pergi."

"Ke mana?"

"Ke mana saja, asal jangan di sini," jawab serius lelaki ini.

Nara memandangi Jaehyun kebingungan. Baru saja Nara selesai menghidangkan makan malam untuk ia dan Jaehyun santap. Dan sekarang, Jaehyun malah mengajaknya pergi dan tak jadi memakan masakan yang sudah ia buat dengan susah payah ini?

"Lalu makanan ini bagaimana? Akan kamu anggurkan lagi dan lagi?" nada bicara Nara mulai meninggi. "Dan juga ... kenapa kalau tetap tinggal di rumahku? Emangnya akan ada apa, Jaehyun?"

Bukannya menjawab, Jaehyun sontak membuang semua makanan yang telah Nara masak hingga kemudian berserakah dilantai. Lelaki bertampang serius ini bangkit dari duduknya lalu menghampiri Nara.

"Berdiri," pinta Jaehyun tanpa melihat Nara.

Badan Nara sudah sangat bergemetar, disusul keringat yang meluncur mulai membasahi wajahnya. Nara sudahlah tau akan seperti ini jadinya jika ia melawan perintah kekasihnya itu. Walaupun sudah setiap hari ia alami pun, Nara tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak takut kepada Jaehyun.

Ah maksud Nara ... makhluk yang menyerupai Jaehyun, mantan kekasihnya.

Makhluk yang berparas begitu mirip dengan Jaehyun ini langsung menghantam wajah Nara--membuat perempuan bergaun merah tersebut kini jatuh tak berdaya menyentuh lantai. Nara hanya bisa meringis dan menangis. Dia tidak mempunyai cukup tenaga bahkan hanya untuk bangkit melihat ke arah Jaehyun yang telah duduk menunduk menghadap ke arah Nara.

"Masih tetap tidak mau mendengarkanku, ya, Nara?" ujarnya sembari tersenyum senang bak mendapatkan doorprize.

Tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Nara membuat Jaehyun bertambah murka. Ia kemudian menjambak rambut panjang Nara yang dibiarkan tergerai hingga perempuan ini teriak menangis kesakitan.

"Ini adalah balasan jika tidak mau mendengarkan dan menjawab, Naraku sayang," ucap Jaehyun, tidak menghiraukan permintaan maaf Nara yang diucapkan berulang kali.

Nara sudah tidak mampu menahan lagi. Tarikan Jaehyun pada rambutnya sungguhlah kencang. Ini sangat menyakitkan. Rasanya ... rambut Nara akan segera lepas dari kepalanya.

"Jaehyun.. tolong aku.."





























































Aneh. Sangat tidak masuk pada pemikiran logisnya. Jaehyun selama sudah 10 kali ini hanya memutari kompleks perumahan Nara dan tidak kunjung mendapati rumah tujuannya itu. Mobilnya pun akhirnya ia hentikan dekat pepohonan besar untuk beristirahat sebentar. Lelaki berambut hitam pekat ini kemudian meraih saku celana guna mengambil ponsel yang ia simpan lalu secepatnya menghubungi Nara.

Lima kali sudah usaha Jaehyun menghubungi Nara melalui sambungan telepon tetapi tidak kunjung mendapat jawaban. Usaha gagalnya ini membuat Jaehyun tersalut emosi yang sangat besar. Dia melempar ponselnya ke sembarangan arah dan memukuli setir mobil--mengungkapkan seberapa frustasinya dia saat ini.

Jaehyun benar-benar sudah buntu. Sungguh tidak tau cara tepat apa yang harus dia gunakan saat ini. Rasa takut Jaehyun yang luar biasa dalam menghadapi keanehan malam ini telah terkalahkan oleh rasa khawatirnya yang jauh lebih besar untuk Nara.

Bagaimana kondisi Nara? Apa yang Nara sedang perbuat dengan seseorang yang menyerupai dirinya itu? Dan ... apakah Nara baik-baik saja sekarang? Argh! Jaehyun semakin tak karuan memikirkan hal-hal gila ini.

Mata Jaehyun tiba-tiba terasa sangat berat untuk ditahan. Ia menjadi sangat kantuk. Sekujur tubuh juga dirasa sangat kelelahan. Padahal sepanjang perjalanan malam ini Jaehyun hanya menyetir mobil saja, tetapi mengapa bisa sampai selelah ini?















































Tanpa disengaja Jaehyun telah tertidur,

Lalu terbangun kaget di pagi hari esoknya.









































Jaehyun terbangun dengan napas yang hosah juga keringat penuh diseluruh badan, layaknya seorang pelari yang baru menyelesaikan kontesnya. Dia melihat sekeliling yang ternyata masih sama seperti tadi malam. Tidak ada yang berubah kecuali keanehan itu--telah hilang. Di lihat Jaehyun dalam keadaan sangat sadar bahwa beberapa orang terlihat lalu-lalang menyitari jalanan. Syukurlah batinnya.

Jaehyun langsung menghembuskan kuat napasnya. Dia sangat merasa lega telah terbebas dari keanehan malam tadi. Semuanya telah kembali normal.

Namun kepala Jaehyun seketika mengarah kepada satu nama. Nama itu yang telah membuatnya sampai tertidur secara tidak nyaman di sini. Nara. Jaehyun hampir saja melupakan Nara. Lelaki ini kemudian dikejutkan dengan telepon ponselnya yang terdengar di bagian belakang.

"Halo, Ma?"

Rupanya panggilan tersebut berasal dari Mama Jung yang khawatir sebab anaknya yang tidak berada di rumah.

"Iya nanti aku jelasin di rumah, ya, Ma. Ini aku pulang sekarang. Bye, Ma!"

Lelaki bertubuh tinggi dan berkaki jenjang ini mendapati pukul enam kurang lima menit yang terpajang pada ponselnya. Itu berarti masih terlalu pagi untuk dia bersiap ke sekolah. Masih ada beberapa waktu untuk dia gunakan guna menemui Nara di rumahnya. Sebab, tidak ada kepentingan yang lebih berarti dibandingkan keadaan Nara saaat ini.

"Tunggu aku, Nara. Aku mohon tunggu aku. Jagalah Nara, ya, Tuhan."















Red Dresses : Jaehyun ft JihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang