"Dek gue sekarang ada di cafe langganan kita. Gue tunggu lo disini"
"Iya kak bentar lagi gue kesana"
Sandra-Gadis semester 8 itu menutup ponselnya. Ia menginjak gas melajukan mobil marcedes-AMG GT keluaran terbaru yang diberikan oleh papanya seminggu yang lalu.
Sandra duduk dihadapan kakak nya tepatnya bukan kakak kandungnya melainkan kakak angkatnya. Ia mengalihkan pandangannya pada sosok lelaki disamping kakaknya.
"Dek gue mau ngenalin lo sama calon tunangan gue. Namanya Daniel"
Pria itu mengulur tangannya mengajak Sandra berkenalan. Sandra yang memang terkenal ramah menyambut uluran tangannya. Sandra melepas tangannya memilih menyesap milkshake kesukaan nya yang telah dipesan kakak nya sebelum ia sampai.
Ia melirik kedua pasangannya itu saling berbicara hangat. Sedangkan Sandra memilih menatap jendela yang menurut nya lebih baik dari pada pemandangan kekasih sedang dimabuk cinta itu. Untuk apa juga Jennie mengajak nya kemari kalau hanya untuk jadi obat nyamuk. Ia jenuh. Betapa beruntungnya Jennie selalu mendapatkan apa yang ia mau. Misalnya saja saat ia ingin kuliah di Oxford papanya malah mengabulkan. Sedangkan dirinya yang ingin kuliah di MIT harus mengubur keinginan itu dalam-dalam. Kata papanya kuliah didalam negri lebih cocok untuk anak bungsu.
Sandra sudah lama mengetahui kalau Jennie bukanlah kakak kandungnya. Hanya saja gadis itu tetap menyayangi Jennie layaknya kakak kandungnya.
Kalau soal asmara, memang Jennie lebih beruntung. Jennie lebih cantik dan anggun apabila dibandingkan dengan Sandra justru kalah jauh. Sandra juga cantik hanya saja Jennie lebih bersinar.
Sandra yang mulai merasakan semakin bosan beranjak dari duduknya. Ia menaruh beberapa lembar uang di dekat gelas milkshake.
"Kak gue cabut duluan"
"Tapi kita mau ngajak lo belanja abis ini"
"Gue capek kak. Gue duluan ya"
Sandra melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Dari pada dia sendirian disana sementara Jennie asik pacaran mending dia cari cowok.
Sandra membuka pintu kemudi, ia menyandarkan punggungnya pada kursi. Sebuah panggilan masuk, tertera nama Daniel disana.
"Sayang kamu dimana?"
"Masih di parkiran", jawab Sandra ketus
"Tunggu aku ke sana"
Sandra mematikan ponselnya, ia jadi teringat sebulan lalu saat dirinya bertemu dengan Daniel di pesawat yang akan membawanya ke Belanda. Saat itu Sandra yang sedang bermasalah dengan keluarganya, memilih kabur ke negeri paman sam. Hingga ia menjadi dekat dengan Daniel saat mereka satu pesawat.
Beberapa hari setelah pertemuan itu, Daniel menembak Sandra untuk menjadi kekasih nya di salah satu spot wisata di belanda tepatnya di Leiden Canals. Di atas perahu dengan pemandangan keindahan kota leiden, Daniel berlutut layaknya pria romantis membuka kotak kecil beludru berisikan kalung liontin.
Kalung yang sampai saat ini setia melingkar di leher Sandra. Sandra membuyarkan lamunannya saat Daniel masuk ke dalam mobilnya.
"I'm so sorry hon, aku akan jelasin semuanya"
Sandra memutar mata bolanya malas, Daniel terkekeh gemas melihat Sandra yang sedang cemburu. Ia mengecup pipi Sandra yang langsung ditepis gadis itu.
"Buruan jelasin. Aku ga punya banyak waktu untuk dengerin rencana pertunangan kalian"
Setelah menarik nafas dalam, barulah Daniel menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi
"Aku dan Jennie tunangan karna di jodohin. Perjodohan ini untuk memperkuat antara kedua perusahaan. Memang papa kamu belum cerita?"