Part 2

3.9K 46 0
                                    

Sandra membuka dress mengganti dengan piyama pink. Ia bersandar di bantal yang telah ditumpuk, ia lelah bukan hanya fisik tapi batin. Sandra teringat ketika keluarga Daniel hendak pamit pulang. Saat di pintu, Daniel mencium kening Jennie bahkan ia seperti sengaja menunjukkan hal itu padanya. Menyebalkan sekali.

"San gue tidur sama lo ya", pinta Jennie menuju tempat tidurnya.

"Kenapa kak?", tanya Sandra pasalnya Jennie tak pernah meminta tidur bersamanya sejak kecil.

"Besok kan gue mau tunangan, gue mau cerita-cerita sama lo"

"Oh... kirain kenapa. Yaudah tidur aja di sebelah gue"

Sandra menyerahkan satu bantal pada Jennie. Sandra menyalakan lampu tidur.

"Gimana Daniel menurut lo?"

Dia itu cowok paling nyebelin sedunia. Rasanya Sandra ingin menjawab seperti itu.

"Gue gak tau kak kan gue baru ketemu tadi", tentu saja ini adalah bohong.

"Padahal baru ketemu beberapa hari lalu tapi ntah kenapa gue jatuh cinta sama dia"

Sandra menelan ludahnya. Jennie jatuh cinta pada Daniel? Ini bisa gila.

"L-lo yakin kak? Gimana kalau dia orang jahat? Gimana kalau dia cuma mau manfaatin lo aja?"

"Apasih dek. Gue yakin kok dia itu cowok baik-baik"

"Kak g-gue bo..boleh nanya?"

"Nanya apa? Sampe ragu gitu"

"Gimana kalau perasaan lo gak terbalas? Maksud gue misalnya dia.... ada cewek lain gitu?"

"Gue yakin kok dia gak bakal macem-macem"

Gue gak bisa bayangin kalau lo tau calon tunangan lo cinta sama gue

🌸🌸🌸🌸

"Nyonya tuan muda Daniel sudah sampai", salah satu maid melapor.

"Suruh langsung ke ruang makan aja", balas Amy yang sedang memasang antingnya.

"Baik nyonya"

Setelah siap dengan penampilannya, Amy menyusul ke ruang makan. Disana sudah menunggu Brian-suami Amy, Sandra, Jennie, dan Daniel. Amy menarik kursi duduk disebelah suaminya.

"Ayo Daniel dimakan gausah malu-malu"

"Iya tan", Daniel mengangguk sopan.

"Gausah panggil tan panggil aja mama, kan sebentar lagi kamu mau nikah sama Jennie"

"I..iya ma"

Amy tersenyum puas akhirnya Jennie sebentar lagi akan menikah dengan Daniel.

"Sandra kamu tukaran duduknya sama Jennie, biar kakak kamu bisa dekat dengan calon tunangannya"

Sandra bangkit menukar posisi, Jennie tersenyum senang tak hentinya ia memberikan perhatian kecil pada Daniel. Misalnya menyendok nasi ke piring Daniel, bahkan menuang lauk. Keluarga itu tak sadar ada seorang wanita yang sedang terbakar api cemburu, namun tetap disembunyikan dengan senyum tipisnya.

"Daniel nanti kamu sama Jennie ke butik langganan mama ya untuk pilih gaun pertunangan kalian"

"Sandra boleh ikut ma?", Sandra bertanya namun Amy menggeleng hal itu membuat Sandra menunduk.

"Gapapa ma biar Sandra ikut dia kan juga harus pilih baju", Jennie membela

"Kamu baik banget sayang sama adikmu. Yaudah karna ini permintaan Jennie mama izinkan"

Selalu saja kalau Jennie pasti mama luluh. Yang anak kandung aku atau Jennie sih, fikir Sandra sebal.

Daniel pov

Lucu banget sih kamu kalau lagi ngambek gitu. Sandra menyendok nasi ke dalam mulut dengan tak semangat. Aku yakin dia pasti marah banget.

Setelah sarapan telah selesai, aku meminta izin pada kedua orang tua Jennie untuk membawanya ke butik seperti yang mama Amy katakan. Aku bangkit menggenggam tangan Jennie erat itu adalah sengaja ku lakukan agar Sandra kesal. Aku sangat suka membuat wajahnya cemberut.

Benar apa yang ku katakan, wajah Sandra memerah memendam amarah. Aku tertawa kecil.

"Ayo sayang", ajak ku pada Jennie. Tak lupa Sandra mengekori kami dari belakang.

Aku membuka pintu mobil untuk Jennie tidak untuk Sandra. Ku lihat mata Sandra memicing kesal pada ku sebelum ia masuk ke mobil. Aku memutar menuju pintu kemudi.

Sesekali aku melirik Sandra melalui kaca mobil. Aku mengelus rambut Jennie lembut, Sandra yang mengamati hal itu memukul kursi.

"Sayang kita jalan sekarang ya", ucapku pada Jennie

"Iya sayang", balas Jennie tersenyum.

Author pov

Daniel menginjak gas melajukan mobil membelah jalanan menuju butik. Tak lama kemudian, mereka sampai ditujuan. Daniel membuka pintu mobil untuk Jennie sambil mengulur tangan. Jennie menerima uluran tangan Daniel. Setelah menutup pintu mobil. Mereka bertiga berjalan memasuki pintu masuk.

Butik ini adalah butik langganan Amy, butik dengan nuansa nude gold memberikan kesan mewah lengkap dengan gaun dan dress terpajang rapi.

"Yank aku coba gaunnya dulu ya"

"Oke aku tunggu disini"

Jennie meninggalkan Daniel dan Sandra di salah satu sofa tunggu. Daniel mengikuti salah seorang pelayan yang membawa tuxedo miliknya. Kini tinggal lah Sandra yang masih mengamati berbagai gaun di depannya.

"Mbak mau mencoba gaun yang mana?", pelayan berambut pendek mengamati arahan tatapan Sandra.

"Eh.. oh gak papa mbak saya cuma temanin kakak saya fitting aja"

Melihat Sandra yang gusar mbak pelayan tersebut hanya tersenyum, ia mengambil sebuah gaun maroon selutut dengan pita silver di belakang pinggang nya.

"Saya rasa gaun ini sangat cocok untuk mbak. Kalau mbak gak keberatan boleh kok dicoba dulu"

Sandra menerima gaun indah itu dengan ragu-ragu. Mbak pelayan mengangguk meyakinkan, akhirnya Sandra mau tak mau mengambil gaun tersebut menuju ruang ganti. Ia hanya tak enak menolak permintaan mbak tadi.

Setelah menutup tirai kamar ganti, ia melepas sweeter yang ia kenakan tak lupa dengan jeans. Sandra memakai gaun maroon tersebut, gaun yang sangat indah pas melekat di tubuh mungilnya. Sandra menggelung rambutnya ke atas menampakkan leher putihnya. Apa ia harus membeli gaun ini? Sayang sekali jika tak diambil.

"Gaun itu memang untuk kamu sayang"

Sandra berbalik, disana telah berdiri Daniel dengan tuxedo navy nya. Menambah kesan gagah semakin tampan. Ia hanya teringat Daniel sebentar lagi sudah menjadi milik orang lain.

Daniel memeluk pinggang Sandra membawanya semakin dekat dengan dirinya.

"Kamu cantik banget", Daniel meraba wajah Sandra.

Aku merasa tak pantas, aku harus mengakhiri ini semua. Daniel yang didepanku ini sebentar lagi akan menjadi milik kakakku sendiri. Bagaimana pun juga aku tak boleh mencintai calon suami kakakku sendiri.

"Kamu mikir apa hm?"

Daniel yang melihat Sandra yang masih diam tak merespon nampak memikirkan sesuatu. Daniel bertanya lagi.

"Sweet heart? Sandra"

Sandra tersadar ketika Daniel memanggil namanya. Sandra memeluk Daniel erat, ia merapatkan tubuhnya pada Daniel. Pria tampan ini mengelus lembut surai pirang Sandra.

"Hey ada masalah yang menganggumu?"

Sandra menggeleng.

"Tenang ya sayang aku akan menjagamu. I promise. I love you"

Sandra tidak mengangguk, ia takut janji yang di ucap Daniel hanya semu belaka.

Maaf Niel aku juga mencintaimu. Tapi harus ada yang mengalah diantara kita. Biarlah ini menjadi pelukan terakhir ku untukmu. Setelah ini biarkan aku pergi dari kehidupan mu dan Jennie.

Secret BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang