Part 3

3.3K 51 4
                                    

Pukul 20.00

Tokk tokk

"Kak boleh gue masuk?"

"Masuk aja San gak dikunci kok"

Sandra membuka pintu kamar Jennie, disana Jennie telah siap dengan gaun baby blu tak lupa rambut panjangnya di tata rapi.

"Kok lo berdiri disitu? Sini duduk"

Sandra melanjutkan langkah menuju Jennie. Tinggal hitungan menit maka hubungan Jennie dan Daniel akan resmi bertunangan. Bagaimana dengan dirinya? Apa ia harus benar-benar pergi dari kehidupan mereka?. Sandra mengusap kalung liontin pemberian Daniel saat di Belanda.

"Dek kok gue gak pernah lihat kalung ini?", mata Jennie kini beralih menatap heran kalung Sandra. Karna selama ini, Sandra selalu menyembunyikan kalung tersebut didalam bajunya.

"Oh..ini kalung yang gue beli di pinggir jalan beberapa hari lalu. By the way bang Daniel udah datang?", Sandra mengalihkan pembicaraan takut Jennie akan bertanya lebih jauh lagi.

"Kayaknya sih udah dibawah. Kita turun yuk gue udah gak sabar"

Sandra mengannguk. Ia menggenggam tangan Jennie menuntunnya berjalan menuruni anak tangga. Sandra menatap lurus ke arah depannya. Diujung tangga, Daniel menunggu sang calon tunangan dengan jas hitam nya. Rambut nya ditata rapi menambah kesan sexy pada pemuda tampan itu.

Sandra menunduk, ia menahan air mata yang tergenang di pelupuk matanya agar tak jatuh. Ia tak ingin mengacaukan acara penting ini. Walau sebenarnya hatinya sangat sakit.

Jennie telah sampai di ujung tangga, tangannya menggandeng lengan Daniel, membawa nya ke tengah-tengah aula.

Setelah acara formal yang di bawakan oleh mc kini tibalah acara pertukaran cincin. Daniel meraih tangan kanan Jennie, sedangkan matanya menatap lurus ke belakang Jennie yang terdapat Sandra yang sedang menahan tangisnya disana.

Tunggu aku sayang setelah ini aku akan bersamamu, ucap Daniel dalam hati.

Acara puncak pun dimulai yaitu acara pemasangan cincin sebagai tanda tunangan. Daniel mengambil cincin berlian menyemat ke jari Jennie, begitu pula kini giliran Jennie yang menyematkan cincin perak itu pada jari Daniel. Terdengar tepuk tangan bahagia dari para tamu. Tak terkecuali tepuk tangan dari Sandra.

Sandra berbalik ia membutuhkan air untuk menyegarkan pikirannya. Sandra kembali ke dalam kamar, ia mengambil beberapa pakaian untuk di masukkan ke dalam koper. Malam ini saat semua orang tengah menikmati pesta, ia harus pergi lebih tepatnya pergi dari kehidupan Daniel dan juga kakak kesayangannya Sandra. Biarlah sekali lagi ia mengalah pada perasaannya.

Sandra menghubungi salah satu temannya yang berada di Paris. Tujuan malam ini adalah ke Paris. Tiket sudah ia pesan beberapa hari yang lalu. Sandra meletakkan ponsel di telinga kanan menunggu panggilan masuk dari sana.

"Bonjour Ness sebentar lagi aku akan berangkat ke sana"

"Really? Aku akan menunggu San. Saat kau tiba di sini hubungi aku. Aku akan menjemputmu", sahut suara di seberang sana.

"Pasti. Aku tutup dulu"

Sandra mematikan ponsel meletakkannya di tas ransel. Ia membuka jendela kamar, beruntung kamar nya berada di lantai 1. Sandra melempar koper nya ke luar, ia mengunci pintu kamar kemudian melompat dari jendela. Ia hanya perlu keluar dari gerbang sekarang. Beruntungnya lagi, para tamu tak ada yang berada di halaman. Sandra bernapas lega, ia harus cepat pergi sebelum ada yang menyadari.

Sandra berjalan cepat memegang koper, ia sama sekali tak menoleh kebelakang tujuan nya hari ini harus segera keluar dari rumah ini. Ketika Sandra hampir sampai ke gerbang, tangannya di cekal oleh seseorang dari belakang. Sandra terpaksa menghentikan langkah.

Secret BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang