Sampai hati lekas beranjak dan tak kuasa mengelak hadirnya rindu yang menggemaRasa...
Hati kembali pada sang surya senja
Bercerita pada malam yang lara
Menyapa rindu-nya yang adhesi bagai aulia dalam jiwa
Sebab pilihannya tak lain dari cinta atas agamaRindu yang lawas tak mengusik jiwa
Wujud yang dulu berkeliaran dalam asmara nyawa
Dan hati yang tak bisa menahan keadaan yang mesti terucap dengan kata serta logikaSampai kapan renungan ini selesai?
Berapa lama jeda menerima rindu kan usai?
Dan kapan jisim tuk kembali pada ruang rindu yang penuh anggai?Ruang yang lama berdiri
Hampa yang nyata dan penuh sunyi
Ruang aspirasi tuk mencari jati diri
Kini berpenghuni rasa gelisah dan rindu yang tak berfondasiDilema...
Resah...
Gundah...
Bergejolak ketika raga tak mampu berserah
Akan maksud hati yang belum terarah
Karena rindu selalu berpihak pada ihwal yang salahDua purnama darimu...
Ku renungi,
agar maksud hati tak salah kiprah lagi
Setiap deretan detik yang berlalu,
Ku merenung,
perihal perkara penting agar ku pahami semua arti ituRibang ini rindu...
Yang telah usang tuk dijamu
Karena hasrat menolak hadirnya temuRindu...
Rindu yang ditahan
Diacuhkan
Diabaikan
Dan tak bisa dikoyakkan pada tiap memoar anganRibang akan rindu
Lawas tak jumpa dan bergurau denganmu
Rindu akan rindu
Lama tak menatap tatap kamuItu yang dicamkan oleh bibir ini
Walau diri tengah menyendiri
Tak jumpa walau ingin menemui
Tak merasa jauh meski jarak memisahkan diri
Rindu pun tertolak karena kesadaran hatiDoakan diri
Agar tak lupa akan rasa rindu yang menghampiri
Buat-lah rindu tuk selalu menjejaki
Agar jiwaku tak merasa ribang akan rindu lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hujung
PoesieRemaja biasa yang awam bergejolak asmara, dilema dengan semua rasa dan hanya bisa menuangkannya dalam kata. Huruf menyusun katalah yang mampu mejelaskan isi dadanya.... Bertera bait puisi yang dihiasi diksi-diksi apik dalam carik kertas yang aras. ...