Menerima kenyataan darimu
Lidahku getir rasanya
Tubuhku pun ikut bergetar
Kalbu mulai merontaMemang,
Kenyataan tak seperti yang diharapkan
Tapi,
Daksa bisa apa?Meratapi nasib yang dikandung badan
Semuanya terasa seperti tak berarti
Sukma mati rasa
Kalbu pun tak ingin berkataRinai mengunjungi diri
Membasahi atma dari ujung kepala
Mengalir seirama dengan desiran angin
Yang dihiasi, teriakan gunturKesedihan tak kunjung hilang
Bahkan ketakutan yang kini datang
Kalbu semakin pilu
Tak dapat lagi menahan sembilu
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hujung
PoetryRemaja biasa yang awam bergejolak asmara, dilema dengan semua rasa dan hanya bisa menuangkannya dalam kata. Huruf menyusun katalah yang mampu mejelaskan isi dadanya.... Bertera bait puisi yang dihiasi diksi-diksi apik dalam carik kertas yang aras. ...