Kini senja sangat merasa
Atas kedatangannya yang takkan lama
Datang dengan segala drama
Memastikan hadir hanya untuk berjumpaKehadiran untuk orang lain
Sungguh dipastikan akan menyakitkan
Malam yang menunggu lama dengan kepastian
Dan akan melukai malam yang sudah menunggu lama dengan kesetiaanWalau senja hanya bersapa tanpa membawa rasa
Tetap saja
Itu melukainya
Sebab malam pun punya tempat tuk merasa
Dan bukan tuk dipermainkan atau dibecandakanWalau senja sudah merasa
Namun mengapa?
Menegur orang lain dan bersapa
Tak bisa dihampakan
Dihilangkan dari kebiasaan
Dilenyapkan tuk menjaga sebuah perasaanSenja termenung
Malam yang pasti
Yang lain hanya prasasti
Yang hanya terukir diatas batu tak berartiTapi apakah jahat
Sapa yang sebenarnya tak berasa
Dan hanya sebuah becanda
Malah membuat orang lain membawa perasaan
Dan meberikan kepercayaan
Padahal itu hanya waktu yang kekosonganDan apakah senja akan tetap menjadi sesuatu yang ditunggu?
Setelah apa yang telah dia laku
Dan telah merusak hati tanpa malam tahu
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hujung
PoesiaRemaja biasa yang awam bergejolak asmara, dilema dengan semua rasa dan hanya bisa menuangkannya dalam kata. Huruf menyusun katalah yang mampu mejelaskan isi dadanya.... Bertera bait puisi yang dihiasi diksi-diksi apik dalam carik kertas yang aras. ...