Hal yang pergi tak dihampiri
Yang datang tak dihargai
Yang hilang pun tak punya niatan tuk dicari
Dan hal yang tak pasti, sukar tuk di rinciEntah itu sifat siapa
Yang jelas, itu yang ku rasa dan terima
Entah ia tahu ada ku
Atau acuh, dengan semua khalayakDatang dari mana dan kalbu berfatwa
Bahwa kamu keratan jiwa
Dan berjuanglah lintas yang sukma punya
Memahami sifat yang ada dalam atma keratan jiwaWaktu maju tak segan
Namun aku, kamu, tetap diam, instan tak berjalan
Segala perjuangan tak menjadi penilaian
Entah enggan atau ada fatwa ini adalah permainanPerjuangan tak ada penghargaan
Perhatian tak menjadi penilaian
Tapi kalbu konstan merasa bahwa setengah jiwa keratan
Adalah kamu wahai penyempurna insan
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hujung
PoetryRemaja biasa yang awam bergejolak asmara, dilema dengan semua rasa dan hanya bisa menuangkannya dalam kata. Huruf menyusun katalah yang mampu mejelaskan isi dadanya.... Bertera bait puisi yang dihiasi diksi-diksi apik dalam carik kertas yang aras. ...