23. Rekan Kerja

455 80 51
                                    

"Kamu telah menyakiti hatiku, dan itu tidaklah keren."

-Tertanda :
Semua bucinnya Aldina

***

"Heyyo what's up gengs!" teriakan Aldina menggelegar di BMT Pusat.

"Berisik woy! Bukannya salam dulu, untung belum ada nasabah," dumel Fitri di bangku Teller.

Hari ini hari Senin, seluruh karyawan dari berbagai kantor cabang briefing terlebih dahulu di Kantor Pusat.

"Eh, ini perasaanku aja apa enggak sih? Si Tyo udah gak semangat gitu kalau lihat Dina." kata Kania di kursinya sambil melihat Tyo yang baru absen.

"Iya ya, kaya ada yang aneh. Kamu apain, Din?" tuduhan Fitri membuat gadis itu mendengus.

"Emang aku apain?"

Gerak-gerik Tyo masih dilihat para pegawai wanita sampai ia duduk di kursinya.

"Ada apa?" Tyo akhirnya berujar karena tidak nyaman dengan tatapan rekan kerjanya.

"Gak biasanya kamu aneh, Yok. Ada masalah apa sih?" ujar Ana dengan kopi di cangkirnya.

"Enggak ada masalah, aneh gimana sih?" tanya Tyo tidak paham.

"Kamu sama Aldina ada apa? Biasanya udah kaya kucing sama tikus," jelas Ana dan menyesap kopinya.

Tyo dan Aldina saling berpandangan sejenak kemudian langsung memutus kontak mata. Sebenarnya Aldina tidak canggung dengan lelaki itu, cuma Tyo merasa agak malu dan memilih menjauh dengan perlahan.

"Enggak ada apa-apa iya kan, Yo?" Dina unjuk suara.

"Mungkin memang agak aneh, tapi jujur ya, kita sudah menjadi mantan." semua yang ada di ruangan terkejut dengan ucapan Dina yang keluar dengan mudah. Bahkan Ana yang meminum kopi sampai tersedak.

"Kapan pacarannya?!" jerit Kania yang memang shipper Aldistio (*baca: Aldina-Adistio.)

"Iya ih. Kapan pacarannya? Kok udah putus aja? Kita belum dapat PJ nih," sorak Nikmah yang sedari tadi nyimak seperti sider di grup chat.

"Gimana mau kasih PJ, orang pacaran cuma sampai 5 menit." ucap Tyo pelan dengan gerutuan.

"5 menit?! Itu pacaran apa mesen nasi goreng?" jerit Fitri tidak percaya.

"Assalamualaikum, ya ahli kubur!" semua yang di ruangan langsung melihat ke arah pintu dan geram ketika melihat siapa yang datang.

"Waalaikumussalam. Baru datang minta ditinju?" kata Dina agak kesal.

"Eh ayang bebeb, rindu gak sama aku?" Dina ingin muntah mendengar panggilan itu.

"Ngapain datang kesini, udah bagus di Mutasi ke planet lain, eh malah balik lagi." Fitri memang dasarnya nyinyir, jadi teman-temannya agak paham.

"Aigoo, kalian jahat sekali padaku ya. Mau pulang aja kalau gini," ucap lelaki bertubuh kurus dengan raut sendu yang dibuat-buat.

"Sana pulang!" sentak Kania.

"Kok aku disuruh pulang? Aku salah apa sama kalian?" Niha yang baru masuk pintu terkejut dengan sentakan Kania.

"Bukan kamu cantik, itu makhluk halus di sebelah kamu," kata Kania.

Bersamaan dengan itu, Pak Brama muncul dan mendengar pembicaraan para pegawainya.

"Jadi kalian ngatain saya makhluk halus?!" kata Si Boss dengan wajah memerah.

Sweety HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang