Warning typo bertebaran....
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komennya ya... Thank u...
.
.
.Arlan kembali bekerja dan ia melihat Revan, Angela, Beny, dan Viko masih tengah asik bercengkrama, tetapi entah kebetulan atau tidak Arlan mendapati Revan tengah memperhatikannya. Arlan mencuekinya lalu ia fokus bekerja, jam sudah menunjukan pukul 00.00 dini hari. Arlan sudah membereskan semuanya, lalu ia membuka ponselnya terdapat satu pesan disana. Ponsel jadul yang mungkin orang lain akan tertawa melihatnya. Tahun 2019 ia masih memakai ponsel batangan bahkan di ikat pakai karet pula agar baterainya tidak lepas. Arlan terkadang malu mau mengeluarkan ponselnya, tetapi ia sadar diri. Bahwasanya ia tidak mampu membeli ponsel Android masa kini seperti milik teman-temannya.
Arlan membuka pesannya lalu membaca isi pesan itu. "Nak Arlan, ini saya Om Adi... Maaf sekali Om tidak bisa berpamitan langsung denganmu. Om hanya menyampaikan kalau Om sudah pulang kerumah dan tidak dirawat di rumah sakit. Sekali lagi terimakasih banyak. Jika ada waktu Om ingin bertemu denganmu dan berbicara banyak hal."
Arlan pun membalas pesan itu singkat. "Gak apa-apa Om, yang penting Om sudah di rumah dan baik-baik saja."
Arlan memasukan kembali ponsel bututnya itu ke dalam sakunya. Lalu saat ia berjalan kedepan dan sebenarnya Arlan tau jam segitu tidak akan ada angkutan umum, jadi ia pun sudah terbiasa berjalan kaki di jam malam seperti itu, ia bahkan sudah terbiasa dengan para preman yang selalu mabuk di jalanan bahkan ia sudah akrab dengan beberapa preman disana. Jadi ia tidak perlu takut, bahkan terkadang ia selalu memberi makanan sisa yang tidak habis dari tempat ia bekerja, dan dari pada basi terbuang sia-sia ia selalu membawanya dan membagikan ke beberapa orang yang ia temui.
Tetapi malam ini ia tidak membawa makanan karena habis ludes karena pengunjung sangat ramai, lalu belum jauh Arlan dari Cafe itu mobil dengan plat nomor 5474N itu menghampirinya. Arlan tahu siapa pemilik mobil itu lalu kaca mobil terbuka, Arlan membungkuk lalu melihat Revan di dalam.
"Masuk..." perintah Revan.
"Kau malam-malam begini masih disini? Nunggu siapa? Atau jangan-jangan kau cari mangsa baru setelah bosan dengan Angela?" sahut Arlan.
"Kau, aku suruh masuk ya masuk. Kau gak lihat di depan sana banyak preman, cepat masuk atau aku akan.." ujar Revan.
"Akan apa? Coba aja kalau berani!" ujar Arlan menantang.
Revan keluar dari mobilnya lalu memaksa Arlan masuk kedalam mobil, merasa ada yang tidak beres preman atau anak punk yang kenal dengan Arlan lalu menghampiri Revan dan Arlan.
"Woi... Lepasin dia dan jangan macam-macam dengannya." ujar salah satu preman itu.
Arlan di tarik dengan salah satu preman dan di sembunyikan di belakang mereka. Merasa terancam Revan pun pergi tanpa mengucapkan kata-kata. Arlan merasa terselamatkan dari si Setan itu. Kemudian Arlan berbicara.
"Terimakasih..." ujar Arlan.
"Sama-sama Men, lagian kau selama ini baik dengan kami. Jadi kalau ada apa-apa jangan sungkan, ayo kami antar kau pulang." ujar orang-orang itu.
"Tidak perlu, lagian rumah ku dekat dari sini. Oh iya, ini maaf ya tidak banyak makanan, jadi hanya ada roti ini." ujar Arlan memberikan beberapa roti kepada orang-orang itu.
Orang-orang itu menerimanya lalu membiarkan Arlan pergi pulang, tetapi langkahnya terhenti dan mulutnya di bekap seseorang, lalu saat tau orang itu siapa, ia membuang muka, mau kabur ia pun tidak bisa karena sudah di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Nerd and Bad Boy.
Teen FictionRevan dan Arlan adalah musuh bebuyutan di sekolah mereka. Revan Adiguna Wijaya adalah seorang anak konglomerat atau anak orang terpandang yang kurang kasih sayang atau perhatian orang tuanya selalu bertindak sesuka hatinya. Pertemuannya dengan Arlan...