Bab 4

8.3K 859 113
                                    

Arlan menyuapi Revan sampai makanan itu habis, lalu Revan berbicara kepada Arlan. "Hei Nerd, kau tidak makan?"

"Aku tidak lapar, melihat kau makan aku sudah kenyang." ujar Arlan.

Revan cuek, lalu Arlan kedapur dan membereskan semuanya. Setelah selesai Arlan masuk kekamar dan menutup rapat pintu kamarnya, lalu Revan mengetuk pintu kamar itu.

Tok tok

Dengan malas, Arlan membuka pintu.  "Ada apa lagi?"

"Ini ponsel untukmu, udah saatnya kau ganti ponsel bututmu itu. Aku sudah belikan nomor baru sekalian jadi yang tau nomor itu hanya aku, dan satu lagi jangan kau kunci pintunya. Nanti kalau aku butuh sesuatu bagaimana?" ujar Revan.

"Makasih," Sahut Arlan singkat dan mengambil Iphone 11 pro max itu, lalu menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

Revan berbalik dan masuk kedalam kamarnya, lalu tertidur lelap.

Pagi harinya Arlan sudah bangun subuh-subuh lalu pergi keluar kesuatu tempat. Revan sudah bangun, lalu ia membuka pintu kamar Arlan tetapi Arlan tidak ada di kamarnya. Lalu pintu Appartement terbuka dan di sambut suara Revan.

"Dari mana saja kau ha?" ujar Revan.

"Oh, habis beli makanan untuk sarapan. Lagi pula tidak ada yang bisa aku masak, jadi aku putuskan untuk beli sarapan di bawah." ujar Arlan sambil menyiapkan sarapan itu.

Revan datang dan duduk di meja makan sambil mengamati Arlan, Lalu ia bicara. "Nanti kita kesupermarket di bawah, belanja kebutuhan dapur."

"Ppppfffff, aku gak salah dengar? Seorang Sattan masih mikirin belanja?" ujar Arlan sambil menyodorkan bubur ayam kepada Revan.

"Ck... Lagi pula aku belanja biar kau gak kelaparan disini," ujar Revan sambil mengaduk-ngaduk buburnya.

Arlan tau Revan tidak terbiasa makan makanan seperti itu lalu Arlan berbicara. "Makan saja, lagi pula buburnya masih hangat. Itu bagus buat lambung kau yang bermasalah. Atau kau mau aku menyuapi mu lagi?"

"Iya, suapi aku makan." ujar Revan.

"Ututu... Bayi besarku, sini sini ayah suapin. Bahahhaah." ujar Arlan tertawa. Lalu Arlan melihat Revan tersenyum manis.

"Eh, aku gak salah lihat?" ujar Arlan.

"Apa?" tanya Revan singkat dengan muka datarnya.

"Kau tersenyum manis, ah jarang-jarang Sattan tersenyum manis begitu. Kau tau, kalau kau sering-sering tersenyum seperti itu, jujur saja semua orang akan menyukaimu." ujar Arlan.

"Senyumku mahal, jadi aku menghemat senyumku hanya untuk orang-orang tertentu saja." sahut Revan dengan sombongnya.

Arlan hanya menggelengkan kepalanya lalu dengan lahap menghabiskan bubur ayam miliknya. Revan pun sudah menghabiskan makanannya, lalu ia mengajak Arlan pergi kesupermarket untuk belanja kebutuhan dapur. Revan tidak tau apa yang harus di beli, jadi ia membiarkan Arlan membeli segalanya yang di butuhkan. Selebihnya Revan yang membayar semua belanjaan itu. Setelah selesai mereka memutuskan untuk masuk kedalam Mall yang ada di gedung itu tetapi tidak lama lalu mereka kembali ke appartement.

"Ada tugas sekolah yang belum selesaikan? Ayo kerjain sekarang." Ujar Revan.

"Kau saja yang mengerjakannya, aku mau pergi dengan Angela." ujar Revan.

"Oh, oke..." ujar Arlan.

"Kalau kau sudah selesai, kau boleh pulang. Aku sudah mentransfer gaji pertamamu." sahut Revan sambil berlalu pergi.

BL- Nerd and Bad Boy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang