Saat ini jeongyeon sedang berdiri di balkon kamar Mina. Jeongyeon masih hanya menggunakan perban yang melilit perutnya. Namun karna sedikit dingin, ia memakai luaran seperti kimono yang tidak diikat.Semalan, jeongyeon tidur bersama Mina. Mereka saling memeluk dan berbagi kehangatan. Mina adalah cinta pertamanya, dan ia merasa sangat senang akan hal itu. Ia sangat mencintai Mina, sangat.
Saat ini pikirannta sedang kalut pada mimpinya semalam. Jeongyeon memimpikan keluarganya di desa. Jika dihitung hitung, saat ini sudah 5 bulan ia tak bertemu dengan keluarganya. Karna itulah, jeongyein sangat merindukan ibu dan adiknya.
"Sudah bangun?" Mina datang dan mengusap pundak Jeongyeon perlahan lalu berdiri di samping pria itu sambil menyandarkan kepalanya.
"Ya, aku bangun lebih awal tadi." Jeongyeon tersenyum tipis.
"Ada apa? kau terlihat sedang memikirkan sesuatu" Tanya Mina sedikit khawatir sambil mengusap pipi Jeongyeon pelan.
"Ani, aku baik baik saja" Jawab jeongyeon sambil masih tersenyum.
"Hei.. kau tahu aku bisa membantumu kan? Bila kau memiliki masalah aku ada disini untuk mu" Ucap Mina meyakinkan kekasihnya itu.
"Hmm, aku baik baik saja sayang. Aku hanya memimpikan keluargaku semalam. Sudah lama aku tak bertemu mereka" Jeongyeon menatap Mina sambil mengusap pinggang gadis itu.
"Kalau begitu kenapa tidak kau kunjungi mereka?" Tanya Mina.
"Ne? bolehkah?" Tanya Jeongyeon kaget.
"Kenapa bertanya? bukankah memang tidak ada aturan kau tidak boleh kemana mana? Lagi pula kau sering bolak balik mengambil bunga di air terjun kan" Jawab Mina.
"Ah.. benar juga.." Angguk jeongyeon paham.
"Kalau begitu aku akan ke desa hari ini" Antusias jeongyeon.
"Pergilah" Mina tersenyum sambil bersandar di dada bidang jeongyeon.
"Bersiaplah, kau juga harus ikut" Ucap jeongyeon yang membuat mina menatapnya bingung.
"Mwo?" Tanya Mina.
"Aku akan memperkenalkanmu pada keluargaku, sekaligus mengenalkanmu lagi tentang hal hal yang bisa dilakukan di desa" Ucap jeongyeon sambil mengecup kening Mina.
"Benarkah? eumm aku tak yakin" Mina pun sedikit berfikir.
"Tenang saja, aku jamin kau akan senang" Yakin jeongyeon.
.
.
."Tuan park, bibi shin, kita akan ke desa ya" Pamit Mina.
"Ah ne, tentu saja nyonya. Silakan.." Angguk Tuan Park.
"Apa apaan ini? tidak ada. Aku harus ikut. Kalian pikir aku akan membiarkan kalian berdua bersama?" Suga datang dan berdiri di tengah tengah jeongyeon dan mina.
"Haishh apa apaan sih oppa ini?!" Kesal Mina.
"Lihat saja kau jongyoon, aku akan mengawasimu! Jadi jangan macam macam!" Suga menunjuk wajah jeongyeon sambil berdangak karna jeongyeon lebih tinggi darinya.
"A-ah, ne algeseumnida hyung-nim" Jeongyeon membungkuk sedikit.
"Namanya Jeongyeon, bukan jongyoon." Mina melipat tangannya di depan dada.
"Sama sajalah pokoknya, ayo pergi" Suga langsung berjalan mendahului mereka.
"Kau pikir kau mau berperang dengan baju seperti itu? kau akan di sangka orang bodoh tau" Ucap Mina santai.
"Baiklah, tunggu aku ganti baju" Suga yang malu, masih berlagak stay cool.
"Terserah. Ayo jeong kita pergi" Mina menarik tangan jeongyeon untuk pergi duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Neige Noire
FanfictionFull chapter. Reminder! Urutan cerita berantakan dan memang tidak bisa dibetulkan oleh penulis, tolong baca sesuai urutan nomor setiap episode. Mohon maaf dan terima kasih. Cinta pertama seharusnya menjadi yang termanis bagi siapa pun. Tapi apa jad...