"Anak kecil hei hei hei, bertahanlah..." Mina yang panik langsung saja melesat ke bawah dan memeluk jeongyeon."Noo-noona.."Lirih jeongyeon.
"Apa yang oppa lakukan?!" Pekik Mina.
"Apa maksudmu? aku hanya ingin memberinya hukuman karna menghianatimu dan karna dia kau kehilangan sayapmu bukan?" Ucap kakaknya acuh.
"Apa maksud oppa?! oppa sudah gila!!?!" Pekik Mina.
"Bibi shin, tuan park, dahyun!!" Mina berteriak panik memanggil pelayannya.
"Ne nyonya? ASTAGA JEONGYEON?!!" Tuan park langsung berlari secepat mungkin kearah halaman kastil.
"JEONGYEON!" Dahyun pun langsung mengikuti tuan park.
"Tuan Suga, apa yang anda lakukan disini?" Tanya bibi Shin.
"Lebih baik kita bawa jeongyeon ke atas dulu." Saran Tuan Park sambil menekan luka tusukan di perut jeongyeon agar tak mengeluarkan darah.
"Baiklah biar aku saja. Pejamkan matamu" Mina pun memejamkan matanya dan ketika membuka matanya, ia dan jeongyeon telah sampai di kamarnya.
"Noo-noona..." Lirih jeongyeon saat sudah berada di kasur Mina.
"Ya, ya aku disini... bertahanlah.." Mina pun masih menekan luka jeongyeon dengan wajah panik dan ketakutan.
"Tenanglah.. aku takkan kenapa napa" Ucap jeongyeon pelan sambil berusaha tersenyum.
"Dasar bodoh.. disaat seperti ini masih bisa tersenyum" Karna panik dan takut, Mina tak sadar air matanya jatuh perlahan.
"Noona... jangan takut" Lirih jeongyeon.
"Hiks.. berhentilah berbicara... hiks.." Air mata Mina sudah tak dapat terbendung lagi.
"Noona.." Jeongyeon berusaha mengulurkan tangannya dan mengusap pipi Mina.
"Jeongyeon...." Lirih Mina sambil memegang tangan jeongyeon di pipinya.
"Akhirnya kau memanggil namaku" Jeongyeon tersenyum lemas.
*Ceklek
"Nyonya" Para pelayan datang dan membawa berbagai macam obat obatan.
"Lekaslah" Perintah Mina.
Mereka pun berusaha sangat keras mengobati jeongyeon. Namun luka jeongyeon terlalu dalam sampai darahnya tak berhenti keluar. Mina sudah sangat panik dan terus terusan menahan air matanta dari tadi. Luka jeongyeon pun hanya dapat di beri obat dan di tutup dengan perban, namun darah nya masih saja merembes keluar. Sudah ber jam jam mereka mengobati jeongyeon, dan jeongyeon sudah sangat lemas karna kehilangan banyak darah. Mina saat ini sedang duduk sambil memeluk jeongyeon dan membiarkan kepala pria itu bersandar di tubuhnya.
"Jeongyeon-ah.. kumohon bertahan" Lirih Mina.
"Noona.. aku akan baik baik saja.. noona tak perlu khawatir" Jeongyeon menatap mina dengan mata sayunya.
"Hikss hikss.... jeongyeon kumohon jangan pergi.. aku.. aku.. aku mencintaimu" Ucap Mina tulus.
Tiba tiba saja, darah yang sedari tadi mengalir dari luka jeongyeon tiba tiba berhenti.
"Darahnya... berhenti" Ucap bibi Shin tak percaya.
"Inikah kekuatan cinta?" Tanya dahyun kagum.
Mina pun bernafas lega lalu memeluk erat jeongyeon yang sudah memejamkan matanya karna lemas.
"Mari kita ganti perbannya lagi" Tuan park membuka perban di perut jeongyeon dan menggantinya dengan yang baru.
Setelah perban baru melilit tubuh polos jeongyeon, mereka membereskan segala peralatan dan keluar meninggalkan Mina dan Jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Neige Noire
FanficFull chapter. Reminder! Urutan cerita berantakan dan memang tidak bisa dibetulkan oleh penulis, tolong baca sesuai urutan nomor setiap episode. Mohon maaf dan terima kasih. Cinta pertama seharusnya menjadi yang termanis bagi siapa pun. Tapi apa jad...