• 30 •

57 6 6
                                    

『 Tema: Pribumi 』
『 Judul: Pribumi 』
『 Work: Cerita Rakyat 』

Kamu masih mengais harapan dari sisa-sisa kenangan dalam album biru itu. Menjadi pribumi tak seistimewa yang kamu bayangkan, ternyata. Jerat semata bunda kandung adalah perumpamaan yang permanen untukmu. Satu-satunya anak laki-laki, dengan rahang tegas dan sifat pemimpin.

Kamu bukan kacang yang lupa akan kulitnya. Walau kedua kakimu kini menginjak tanah asing, sifatmu benar-benar mencerminkan sosok pribumi yang ramah-tamah. Entah sudah berapa bait puisi tentang cinta tanah air terukir dalam hatimu, sesungguhnya kamu sendiri pun tidak tahu, 'kan?

Kulit cokelat sawo dengan mata bundar. Apatis terhadap hinaan rasisme sudah menjadi rutinitas harianmu. Tak perlu repot-repot bersilat lidah dengan mereka, kamu sadar bahwa menutup telinga adalah jalan keluar teraman yang pernah ada. Selagi mereka tidak menghina bangsa dan negaramu, kamu baik-baik saja.

Indonesian as*.

Suara itu tak lagi membuatmu kalap dalam sekali hitung. Kamu menarik napas dalam, lantas beranjak untuk meninggalkan tempat itu. Membuat keributan bukanlah keahlianmu. Akan tetapi, pria berjenggot keriting itu tampak memaksa untuk menghajarmu dalam sekali tinju—kedua bola matanya berapi-api.

Stop it, pale face.”

Padahal kamu tahu, balasan seperti itu malah membuatmu menjadi sama seperti mereka—rasis. Sepersekian detik kemudian, pria itu meracau perihal makhluk pribumi. Sementara kamu memilih untuk pura-pura tak mendengarnya.

Selamanya.

***

— Day 30, Complete —

Alhamdulillah, selesai sudah challenge ini. Huhuuu. Lumayan susah dan menantang banget. Thanks to WWAcademy for organizing this challenge! ♡♡♡

Best regards,
Sanra.

A Work For Other Challenge [WWA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang