• 21 •

21 4 0
                                    

『 Tema: Nippon 』
『 Judul: Wasiat 』
『 Work: Cerita Rakyat 』

Seragam cokelatnya lusuh, bercampur noda lumpur dan darah. Beberapa lubang tak simetris pada pakaiannya menampakkan luka besar yang menganga. Tak tanggung-tanggung, lukanya selebar satu kepal tangan manusia dewasa. Dari sana, mengucur aliran merah. Sementara sang empunya luka itu tetap memaksakan dirinya untuk melangkah, walau terpincang-pincang.

"Shouko!"

Sudah berulang kali ia meneriakkan kata yang sama. Terengah-engah, ia terus mencari sosok bernama Shouko. Di hadapannya, hanyalah tumpukan puing-puing bangunan berdebu. Sedikit mustahil baginya untuk menemukan Shouko dengan mudah.

Srak!

Reseptornya mampu mendeteksi adanya pergerakan asing dengan cepat. Tangan kanannya kini menggenggam erat sebuah belati, berjaga-jaga apabila ia mampu melesatkan benda tajam itu tepat pada dahinya. Kakinya berhenti melangkah.

"Ada nippon!"

Pria itu tercengang sekaligus panik. Setelah kalimat itu dilontarkan, entah dari mana, puluhan orang mengepungnya dengan menodong bambu-bambu runcing. Terdapat bendera merah putih pada kepala mereka, yang menandakan bahwa ia telah dikepung oleh tuan rumah negara.

"Jangan harap kau bisa lari setelah merenggut banyak hal dari kami." Salah seorang pria dengan kumis tebalnya berbicara, menatap tajam pria nippon itu, berniat untuk mengintimidasi.

"Shouko."

Bukan malah meminta ampun atau mencari siasat untuk melarikan diri, pria itu malah kerap mencari sosok Shouko.

"Kami tidak peduli apa yang kau bicarakan, Tuan Nippon." Pemuda dengan kepala botak itu mendorong si pria berseragam tadi hingga tersungkur. Lantas, ia menodongkan kembali bambu runcing itu tepat di depan lehernya.

"Enyahlah."

Lantas tubuhnya terkulai lemas, pria berseragam itu pasrah. Padahal, belum sempat bibirnya kembali merintih, menyebut nama 'Shouko'.

Bukannya apa, tapi hingga kini, gang sempit penuh sampah nuklir itu membuat masyarakat ketakutan. Karena tiap malam, mereka akan selalu mendengar rintihan pria yang menyebutkan nama 'Shouko' setiap pukul empat sore.

Setelahnya, mereka selalu ditemukan meninggal dengan luka tusuk di lehernya.

***

— Day 21, Complete —

A Work For Other Challenge [WWA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang