• 10 •

29 8 4
                                    

『 Tema: Mahkota 』
『 Judul: Buried Crown 』
『 Work: Cerita Rakyat 』

Konon katanya, ada seorang dewa laut bernama Poseidon. Pada mulanya, segala lautan terlihat jernih. Tak peduli sedalam apapun itu, para penumpang pesawat bahkan dapat melihat isi lautan secara gamblang. Sangat jernih, sampai mereka berpikir bahwa laut itu dangkal. Padahal, ekspektasi tak selamanya menjadi nyata.

Sampai suatu ketika, para manusia yang serakah akan kekayaan bahari, menjajahi segala samudra. Mereka berbondong-bondong untuk mencurinya. Bahkan, mereka tak segan untuk menuang racun agar segala ikan di dalamnya mati, sehingga mudah untuk mengangkut hewan-hewan itu ke dalam kapal.

Poseidon tentu menegur mereka dengan memberi peringatan-peringatan kecil, seperti badai ombak, pusaran air, dan sebagainya. Akan tetapi, para manusia itu terlalu bengal.

Awalnya, Poseidon mampu mengendalikan emosinya. Namun, setelah mengetahui bahwa mereka juga mengincar putrinya, siapa ayah yang akan tinggal diam?

“Lihat, makhluk itu pasti sangat bernilai." Pria bertopi koboi itu menggigit lintingan putihnya secara perlahan. Kedua sorot matanya mengarah pada seorang gadis berekor duyung yang sibuk menyapa hewan-hewan laut satu persatu. Di kepalanya, terdapat sebuah mahkota yang bersinar. Tampak rekat, hingga mereka pikir bahwa mahkota itu menyatu dengan kepala sang gadis.

Sontak, mereka menyiapkan jaring dan segala perlengkapan lainnya. Melihat tokoh dongeng seperti gadis itu, siapa yang tidak tergiur?

Byur!

Hewan-hewan laut itu berenang menjauh secepat kilat, sementara gadis itu sudah terjebak dalam perangkap yang mengancam nyawanya.

Yes, Brother. We're gonna be rich!"

***

"Di mana Pristis?" Suara lantang Poseidon membangunkan segala makhluk yang ada di lautan. Akan tetapi, tak satupun dari mereka mengetahui di mana posisi akurat gadis itu saat ini.

Lantas, ia mendengar desas-desus bahwa putrinya telah diculik oleh para bajak laut. Hal pertama yang ia lakukan adalah, seperti biasa, mengamuk. Sampai-sampai tak ada makhluk laut yang berani menatapnya. Ombak benar-benar memainkan perannya dengan baik.

You took my diamond, then I'll take your head."

Bodoh sekali mereka karena telah berani berhadapan dengan Poseidon. Dia seorang dewa laut, sedangkan mereka hanyalah sejumput manusia tak berakhlak yang serakah.

Gotcha.”

Siapa bilang susah bagi Poseidon untuk menemukan kapal sialan itu? Sekarang, trident kesayangannya yang bertindak. Benda itu melayang lurus, mengarah tepat pada seorang pria yang hampir mendekati tubuh Pristis.

“Jauh-jauh dari putriku!”

Seiring dengan suara teriakan Poseidon, ombak lautan meninggi, bahkan melebihi tinggi kapal tersebut. Tinggal menunggu aba-aba, lantas kapal itu akan ditelan habis oleh lautan.

Sring!

Sayangnya, Poseidon terlalu kalap. Sampai-sampai ia tak sadar bahwa mahkota gadis itu menggelinding, bersamaan dengan kepalanya yang kini tampak semakin pucat. Tubuh mungilnya ambruk di permukaan kabin kapal. Lantas, trident milik Poseidon melakukan tugasnya.

Ia benar-benar kalap.

***

Seluruh makhluk laut berduka. Mereka kehilangan sosok putri yang mengayomi rakyatnya, sementara Poseidon kehilangan sosok putri tersayangnya.

Semenjak itulah, Poseidon memutuskan untuk menyembunyikan segala kekayaan bahari. Tentu dengan memberi warna, agar tak ada lagi yang mampu mengambilnya secara cuma-cuma.

Ketentuannya mudah. Jika laut itu berwarna terang, maka itu berarti tak terlalu banyak harta karun di dalamnya. Begitu pula sebaliknya, laut yang berwarna gelap menyimpan ribuan berlian langka nan indah.

Ingat mahkota itu? Poseidon sengaja mengambilnya. Ia menguburnya pada suatu titik, di mana tak akan pernah ada manusia yang menemukannya.

Tak percaya?

Ini bukan sekadar mitos, Bung.

***

Yah, 523 kata. Kelebihan, yak? Wkwk. Maapin. Maap juga karena udah ngaret.

— Day 10, Complete —

A Work For Other Challenge [WWA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang