• 19 •

20 5 2
                                    

『 Tema: Mata Air 』
『 Judul: Dawning of Spring 』
『 Work: Short Story 』

Musim gugur memang terbaik menurutmu. Bukan hanya perihal dedaunan yang gugur, melainkan juga kembalinya jiwa traveling yang sudah kamu tahan sejak musim panas lalu. Kamu memang tidak suka cuaca yang terlalu panas. Dingin adalah sahabatmu sejak dahulu. Akan tetapi, kamu lebih menyukai musim gugur daripada musim dingin.

Kamu kembali beranjak menuju sekolah, tetapi kamu tidak mengenakan topimu. Alhasil, rambutmu terkibas ke mana-mana, akibat embusan angin musim gugur yang kencang. Tak apa, kamu sudah terbiasa dengan keadaan ini.

Tak lama, kamu berhenti di depan sebuah jembatan tua. Itu hanyalah jalan pintas yang kamu temukan bersama si pria pirang. Kalian selalu saling menunggu di jembatan ini, lantas berangkat menuju sekolah bersama-sama. Benar begitu, kan?

Kamu mengetuk-ngetuk pelan pegangan jembatan rapuh itu. Lantas, kamu tak sengaja mendengar suara percikan, atau mungkin lebih mirip suara air terjun kecil. Kamu memutuskan untuk melangkahkan kedua kakimu menuju sumber suara. Untung saja, pendengaranmu lumayan jeli.

Setelah kamu tak sengaja menyentuh batang pohon berduri, kepalamu menoleh tepat pada mata air yang jernih. Seolah lupa dengan rasa sakitmu, kamu mendekati mata air itu dengan semangat. Pendar di netramu bercahaya.

Dawning of spring.

Si pria pirang menuntunmu untuk semakin mendekat. Setelahnya, ia membasuh wajahnya dengan air itu. “Minumlah, ini benar-benar segar,” ujarnya.

Kamu mengangguk, lantas kau menurutinya dengan meminum air itu. Beberapa menit kemudian, tubuhmu terasa ringan.

Sialan.

***

— Day 19, Complete —

A Work For Other Challenge [WWA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang