Up lagi nih! Gimana respon kalian? Semoga aja cerita ini gak ngebosenin ya :') udah lebih tiga bulam ga nulis soalnya hehe
" Seberapa keras pun kalian berusaha untuk terlihat romantis, semua itu tidak bisa membuatku terpedaya."
Chanyeol memutus ciuman mereka lebih dulu. Melirik Rose yang masih berdiri dengan wajah congkaknya. Walaupun mungkin usaha mereka terlihat sangat di rekayasa, namun untuk membuatnya panas bukankah masih memiliki peluang?
Pria tampan itu pun tak merasa terintimidasi. Wajahnya masih terlihat sangat tenang, salah satu ujung bibirnya ia tarik sedikit membentuk sebuah seringaian.
"Kau pikir kami melakukan itu untuk membuatmu cemburu? Untuk membohongimu?""Tentu saja." Dagu Rose terangkat dengan angkuhnya. "Bagaimana pun juga bukankah mempunyai kekasih pria merupakan aib?"
Alis Chanyeol terangkat, wajahnya menggambarkan ketidaksukaan. Ia baru saja akan kembali menjawab namun nyatanya yang lebih tua dan yang lebih muda dari mereka ada di satu kubu untuk membelanya. Atau lebih tepatnya membela Baekhyun.
"Mempunyai menantu yang hanya cantik dengan polesan make up sepertimu lah yang merupakan aib besar untuk keluarga besar kami." Sahut Yoona dengan geramnya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, ibu kandung dari Chanyeol tersebut begitu apik mengolah ekspresi wajahnya.
"Ahjumma benar-benar sangat tidak berkelas. Jangan merasa jika mempunyai banyak uang hingga berani merendahkan Baekhyun noona." Yuan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya yang kecil. Hingga ponsel besar itu masih mencuat keluar setengah.
Rose tertawa sinis.
"Tahu apa kau, bocah? Orang yang mempunyai status yang tinggu harus berdampingan dengan seseorang yang mempunyai derajat yang sama. Jika pria gay itu menjadi pendamping seorang mafia paling di takuti, bukankah akan mencoreng nama baik Chanyeol sendiri? Dia bahkan tak cukup kuat untuk membela dirinya sendiri."Sepasang ibu dan anak itu masih terdiam dengan raut wajah yang tak bisa didefinisikan. Berusaha untuk tak terlalu meladeni wanita di hadapan mereka kini.
"Di balik suksesnya seorang laki-laki pasti di belakangnya ada sosok yang paling ia cintai. Di balik suksesnya sang anak ada dorongan dan cinta dari sang ibu. Dan di balik suksesnya sang suami ada dorongan, cinta juga semangat dari pendamping hidupnya."
Yuan mendongak menatap Baekhyun yang kini membalas ucapan Rose. Chanyeol, Yoona serta Sehun pun terkejut melihat itu. Pasalnya mereka selama ini memgenal Baekhyun merupakan sosok yang pendiam dan juga polos.
"Kecantikanmu tak membuat dirimu menjadi yang sempurna. Kekayaanmu tak membuat kau selalu di puja. Karena semua yang ada pada dirimu itu bukanlah milikmu, bukan juga milik orang tuamu, atau hasil kerja kerasmu. Tapi itu semuanya milik Tuhanmu, agar kau selalu bersyukur atas itu." Lanjut Baekhyun dengan matanya yang berkaca-kaca.
Sudah cukupkah ia hanya menjadi boneka Chanyeol? Kenapa ia juga harus menerima penghinaan seperti ini?
"Aku tak iri dengan seseorang yang cantik dan kaya. Karena aku lebih iri dengan seseorang yang rendah hati tanpa mengharapkan pujian orang lain. Walau aku tak kaya sepertimu, walaupun pakaianku bukanlah dari brand ternama. Tapi setidaknya aku lebih baik darimu untuk tak menghina dan menyakiti hati orang lain."
Dengan napasnya yang terengah, Baekhyun langsung pergi begitu saja. Meninggalkan semua orang yang hanya diam mendengar semua itu.
Hingga sebuah dengusan geli dari Rose membuatnya kembali menjadi pusat perhatian mereka.
"Sangat realistis di dunia yang banyak tipu daya seperti ini. Bukankah itu terlihat mustahil? Tak ada di dunia ini cinta sejati. Bukankah kita sama-sama saling menguntungkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔
FanfictionBagaimana jadinya jika Park Chanyeol, ketua mafia paling di segani hampir satu asia itu harus berhadapan dengan bayi yang seharusnya jadi sanderanya? Bagaimana tingkah jahil si bayi yang hanya bertingkah baik dan penurut dihadapan sang pengasuh, By...