TBAI #24

10.3K 1.8K 339
                                    

Ada yang kangen??? Hmm, komentarnya belum juga tembus 300 :v

Tapi karena udah nagih, yaudah lah ya di up aja 🙄kalo lagi-lagi komennya masih sedikit tak gantungin lagi loh 😏

































Kedua tangan kekar itu tak berhenti bergerak. Seperti seorang ahli, tangan itu bergerak merakit senjata api hingga menghasilkan lebih dari sepuluh senapan. Mata tajamnya tak lepas dari peralatan tajam di depannya, namun rahangnya yang mengeras tak bisa menutupi kemarahan yang sedang ia pendam saat ini.

Jarum jam terus berdentang, waktu terus berjalan maju. Sudah dua jam berjalan namun tanda-tanda Baekhyun telah di temukan belum ia dapatkan. Sehun dan Jongin masih mencari keberadaan orang terkasihnya itu, sedangkan dirinya tengah bersiap untuk memulai perang.

Chanyeol bukanlah orang bodoh, ia tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Pria bermarga Park itu bukan hanya setahun dua tahun berkecimpung di dalam dunia gelap ini. Darah mafia sudah mengalir dalam dirinya saat masih di dalam kandungan sang ibu. Tentu saja banyak orang yang berusaha mengincar dan membunuhnya lalu mengambil alih kekuasaannya. Tak terkecuali Rose yang terang-terangan tak suka dengan Baekhyun.

Jadi sudah pasti, wanita licik itulah yang sudah menyekap Baekhyun. Dan Chanyeol merasa sangat menyesal karena lalai menjaga Yuan.

"Bos."

Chanyeol menghentikan gerakan tangannya, satu senapan lagi berhasil ia rakit. Kepalanya terangkat, tak ada ekspresi berarti yang ia tunjukkan.

"Jika kau datang hanya untuk mengatakan masih belum menemukan Baekhyun, pergi saja. Aku bisa menemukannya sendiri." Sahut Chanyeol dengan dingin.

Sehun yang baru saja datang pun hanya bisa terdiam. Pergi untuk bertugas dan memenuhi perintah, namun kembali dengan tangan kosong adalah hal yang paling di benci oleh Sang Ketua Mafia.

"Sebelum aku memberi laporan terkait Baekhyun, ada hal yang lebih penting untuk kau tahu, Bos."

"Apa?"

"Para suruhan Rose sekarang sedang menuju ke kediaman orang tua Yuan."

Kedua alis Chanyeol menukik tajam, kepalan pada tangannya semakin menguat, giginya bergemeletuk.

"Sial! Bagaimana kita bisa kecolongan seperti ini?!" Peikiknya kesal, sedangkan Sehun tak bisa menimpali apapun. "Kerahkan semua pasukanmu untuk segera terbang kesana dan pastikan orang-orang yang sudah menjaga disana tak gentar untuk di kalahkan."

"Baik." Ucap Sehun seraya menundukkan kepalanya, menandakan jika ia sudah mendapatkan perintah dan siap untuk menjalankannya. Kedua kakinya baru saja akan melangkah mundur sebelum suara Chanyeol kembali menghentikannya.

"Baekhyun."

Satu nama yang keluar dari mulut pria itu, namun Sehun paham betul apa yang diinginkan Bosnya.

"Anak buahku sudah menemukan titik terakhir mobil yang sudah membawa Baekhyun. Kemungkinan mereka sekarang menuju keperbatasan Korea." Jawab pria pucat itu.

Chanyeol tak memberikan tanggapan apapun, namun respon tangannya yang begitu cepat merakit satu lagi senapan yang ada di tangannya pun menandakan bahwa sikapnya kali ini tidak main-main.

Pikirannya saat ini bercabang dua di antara memikirkan Yuan dan juga Baekhyun. Ia berusaha agar tak kehilangan keduanya, begitu pun untuk orang tua Yuan.

"Bos." Tegur Sehun ketika tak mendengarkan sepatah katapun yang keluar dari mulut Chanyeol.

"Pergilah, kerjakan perintah dariku. Suruh anak buahmu untuk mengirimkan posisi terkini Baekhyun, panggil semua tim terbaikmu untuk menyusulku." Chanyeol memasukkan lebih dari sepuluh senapan itu dalam sebuah tas besar berwarna hitam. Kemudian ia membawanya dalam pundaknya.

THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang