1

30 9 3
                                    


Trust

Your

Guts.

ミ●﹏☉ミ

Zaman sekarang nilai/ point memanglah pemicu bagi setiap orang dalam menentukan keberhasilan dimata pihak tertentu.
Jika kesetaraan dalam bidang tertentu mampu membuat perubahan bagi setiap makhluk hidup, dapat dipastikan terdapat pihak lain yang harus merasakan adanya persaingan berat maupun ringan yang dampaknya tentu berbeda-beda.
Memanglah benar, jika semua orang yang baru lahir memiliki kesetaraan yang sama dengan yang lain, namun hal itu dapat berubah ketika memasuki fase perubahan secara terus menerus hingga menjadi jauh dari lainnya.
Pemikiran tersebut datang dari seorang siswa peserta didik baru yang sedari tadi hanya duduk diam dengan muka super flat alias datar saat berada diangkutan umum untuk menuju tempat pembelajarannya.
Diam-diam siswa tahun pertama di Akademi yang terkenal dengan peraturan hanya murid-murid tertentu yang dapat memperoleh tiket masuk ke gedung yang lumayan elit tersebut memperhatikan situasi disekitarnya tanpa menggerakkan tubuh se inci pun.
Yakni seorang manula yang baru saja masuk ke dalam angkutan umum tersebut, dengan raut wajah yang bisa jadi menginginkan sandaran untuk punggungnya yang terlihat lemah.
Dan sepertinya seorang gadis yang berdiri dengan almamater yang sama seperti siswa datar telah menunjukkan bakat aksinya.

“Mm bisakah kau memberikan tempat dudukmu untuk nenek ini?” dengan memasang muka ceria ia pun bertanya kepada siswa bertampang angkuh yang menyilangkan kedua kakinya. Sepertinya dia juga siswa baru.

“wah wah cute girl.. apa ada peraturan didalam bus ini bahwa aku harus melerakan hak ku ini, Karena aku masih muda? Benar-benar tak masuk akal, dan juga kenapa aku harus membuang tenagaku dengan berdiri selagi aku masih mempunyai kursi ini?”

“Tapi kamu akan berkontribusi dengan masyarat lo, apalagi nenek ini sangat kesusahan untuk berdiri.”
“Aku sama sekali tidak tertarik dengan itu, lalu.. bagaimana dengan manusia-manusia yang tengah bersandar dengan posisi yang sama dengan ku itu?” sambil menunjuk penunmpang lainnya.

“tidak apa-apa, aku baik-baik saja, terimakasih ya.” Respon sang nenek.
Tapi sepertinya, gadis berambut seleher tersebut tidak mudah menyerah dan malah berteriak.

“Semuanya! Adakah Salah satu dari kalian yang berbaik hati merelakan kursinya untuk nenek ini?”
Gadis itu menatap bergantian seluruh penumpang.
Sementara si siswa datar telah menggerakkan kepalanya untuk melihat seseorang yang berada diseberangnya yang nampak tak mempedulikan siapapun kecuali buku yang sedang dibacanya.

Lalu penumpang dibelakang gadis cuek tersebut bersedia memberikan tempat nya kepada sang nenek.
“Terima kasih banyak.” Ujar gadis berambut seleher dengan muka super semangat.

***

Menunggu dengan durasi 15 menit sehingga dapat datang tepat waktu ke gedung elit tersebut, mampu membuat siswa datar melihat bangunan-bangunan yang amat menjulang ketika turun dari bus.
Jadi ini sekolahnya, akademi yang didirikan oleh pemerintah sebuah negara yang bertujuan mencetak generasi yang dapat meneruskan lembaga-lembaga pemerintahan Bangsa tersebut.

Lulusannya 100% pasti akan diterima perusahaan atau universitas manapun.

And.. suddenly

“tunggu, di bus tadi kau terus melihatku, kenapa?”
Pertanyaan yang muncul dari bibir gadis berambut panjang yang duduk berseberangan dengan siswa datar, yang kini sudah berada didepan si cowok datar.
“Ah, maaf. Karena sepertinya kau tidak tertarik untuk memberikan kursimu, sama seperti dengan ku. Kau tidak tertarik dengan hal semacam itu ya?” Tanya balik siswa datar.
“Jangan pernah samakan aku denganmu, aku melakukannya Karena itu prinsipku.”

Mistake and Delete. (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang