10

8 1 0
                                    

Silence

Your

Ego.

(?・・)σ

1 – B

Seorang perempuan dengan penampilan setengah acak-acakan sedang duduk sambil meletakkan kepalanya di meja guru kelas tersebut.

“Mari anak-anak kita mulai hari ini dengan semangat yang baru.”
Guru itu mengangkat kepalanya sambil mebuka matanya yang terlihat berat.

“Miss, anda bau alkohol.”
Ucap siswi tepat didepan guru kelas tersebut.

“Benarkah?, Sepertinya aku terlalu banyak minum tadi malam. Ohya! Ibu akan memberitahu poin kelas terakhir kalian! Dan poin pribadi masing-masing akan segera diberikan.” guru kelas tersebut terlihat ingin memuntahkan isi perutnya.

“Wah.. sepertinya poin kita naik lagi. “
“Benar, ini pasti karena nilai ujian kita..
C

ewek-cewek yang terlihat heboh menoleh ke Silvia yang berdiri di meja belakang.

“Dan juga pasti karena belajar kelompok kemarin, terima kasih ya.. via..!!”

semuanya bergerombol memeluk Via dengan berteriak gembira.

“Ehh tidak kok, itu karena usaha kalian sendiri tentunya.” ia sempat terhuyung karena ada serangan pelukan dari teman-temannya.

“Tentulah tidak, aku sangat bahagia ditempatkan di kelas B, karena ada Silvia yang memberi kita solusi terbaik.”
Ucap Mugi, gadis berambut pendek yang terlihat bersemangat sekali ketika bersama Silvia.

Di dalam hati ia bergumam
“Aku juga senang kok ditempatkan di kelas B, meskipun guru kelas tersebut agak aneh tapi murid-muridnya baik sekali kepada ku. Dan karena itu aku ingin kami semua bisa naik ke kelas A.”

**

“haahgr...”
seorang siswa yang tengah menunggu di depan lift terlihat bosan sekali sampai-sampai bisa menguap lebar di asrama akademi elite tersebut yang penampilannya sangat memanjakan mata.
Yah siapa lagi kalau bukan si datar Birmantara.

Ting.. pintu lift terbuka dan menampakkan 2 cewek yang tidak bisa akrab juga selalu berada di sekitar Birma.

“kau mau masuk atau hanya sekedar berdiri di situ?” Irene berceramah. Sementara Mentari melambaikan tangan dan tersenyum lebar ke arah Birma.

“iya, aku mau masuk.” Sekarang posisi mereka seperti berbaris kebelakang dengan Birma yang menjadi penengah.

“Pagi, Birma.. rambut bagian belakang mu masih acak-acakan lo.” Mentari bersikap seperti biasanya.

“model rambut alami belakang ini sedang trend lo.”

“Ternyata, kamu punya selera humor juga ya?” dalam hati, Birma masih bingung dengan sikap Mentari yang sebenarnya mempunyai sudut pandang lain.

“Apa aku mencoba gaya rambut alami juga ya?” sambil memelintir ujung rambut nya sendiri.

Kami akan tetap satu asrama sampai 3 tahun ya?

Mistake and Delete. (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang