Mistake and Delete. (On Hold)

6

You

Should to

Try again.

ʕっ•ᴥ•ʔっ

Dimalam seperti biasanya.

Saat rebahan di atas kasur, Birma menatap ponselnya yang bertuliskan nomor 2 siswa cewek insiden perpustakaan tadi.

“aku beli sesuatu saja ah.”

3 minutes later.

“Irene, tak kusangkan kau akan mengikutiku kesini.”
Suara laki-laki yang tidak terlalu asing telah menarik perhatian Birma dari box berisi minuman kaleng.

“Kakak, aku sudah bukan orang yang gagal seperti dulu lagi, aku datang kemari untuk mengejar kakak.”

Irene.. dan siapa itu, kakak?

Birma melihat sedikit ke balik dinding dekat box.

“Mengejar katamu? Sampai sekarang pun kau masih tidak bisa menyadari kelemahankmu. Kau sudah gagal Karena telah memilih sekolah ini.”

“aku akan Naik ke kelas A!”

“itu mustahil..

“setelah itu aku.. pasti akan berhasil.”

“Kau ini benar-benar adik yang menyebalkan! Srak..
pria tersebut mendorong tangan Irene hingga menabrak dinding disebelah mereka dan mengunci dengan satu tangan.

Ketua Osis?

“Adikku masuk ke kelas D, dan akulah yang harus menanggung malu, tinggalkan sekolah ini sekarang juga!.”

“kakak, aku..

“kau itu tidak mempunyai hak ataupun kemampuan untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi.”

Si Ketos (gue singkat ya) mengeluarkan kepalan tangan dari saku nya dan hendak melayangkan nya ke Irene.

“Kau itu harus diberi pelajaran.”
Ceplash..

Seseorang lebih dulu memukul kepalan tangan sang Ketos dengan badan yang memunggunginya.

“Birma?” Irene terkejut.

“Barusan, kau serius akan memukulnya Kan? Lepaskan dia.”

“hentikan, Birmantara.” Irene terlihat lesu.

Baru Kali ini ku dengar dia seperti itu.

Sambil melepas cekalan pada Rian.
Ketos tersebut mengusap sebentar tangannya dan kembali menyerang dengan gerakan horizontal secepat kilat namun..
Hampir saja. Birma segera mengelak dengan mencondongkan badan ke belakang. Ryan menyerang bawah namun meleset juga yang terakhir ia mencengkram sangat kuat pergelangan Birma namun dengan cepat Birma mendorong tangan nya sehingga Ryan hampir terjungkal ke belakang.

“gerakanmu bagus juga, apa kau ikut latihan khusus?”
Ryan bertanya sambil membenahi bingkai kacamata yang melorot.