Mistake and Delete. (On Hold)

5

The past

Hasn't

Power.

(●´⌓'●)

“Ternyata memang tidak mungkin, apa aku minta bantuan seseorang saja ya, yang mungkin lebih akrab dengan mereka?” Sambil melihat kearah ponsel dengan posisi terlentang diatas tempat tidur.

Lalu pandangan Birma beralih ke saluran telepon internal yang berada di atas meja dalam ruangan itu.

**

“iya, bisa tolong sambungkan kepada Mentari dari kelas 1 D?. Iya, ada yang ingin kutanyakan berkaitan dengan pelajaran. Iya, tut..tut...

“Hallo..” suara perempuan mulai terdengar dari gagang telepon.

“Eh, kau Mentari?”

“Birma?, Aku tadi terkejut, soalnya tidak ada yang pernah menghubungiku dengan saluran telepon internal.”

“Aku juga kaget, nah berbahagialah Mentari, Karena kau sudah dipilih menjadi duta Besar penyebar kebaikan. Demi kelas Kita, berusahalah sekuat tenaga.”

“eh.. eng.. baiklah. 1 2 3
Kelompok belajar untuk membantu Dirga dan yang lainnya? Irene yang mengusulkan? Kalau ada teman yang kesulitan tentu saja harus dibantu. Jadi jelas akan kubantu.”

“Tidak ada keharusan lo”

“Tidak apa-apa, rasanya terlalu kejam kalau langsung dikeluarkan Karena dapat nilai merah. Padahal Kita baru saja berteman baik, masa harus langsung berpisah gitu? Kan rasanya menyakitkan.

Oh ya, apa aku boleh meminta satu hal sebagai gantinya?
Aku ingin ikut kelompok belajar nya juga.”

“Kau yakin Cuma minta itu saja?”

“iya, aku ingin belajar dengan semuanya. Oh ya, akan kuberikan nomor ponselku padamu.”

“Eh, apa kau yakin?”

“tentu saja, Kita Kan teman sekelas. Maaf ya Karena aku belum sempat memberikannya padamu. Kapan-kapan telepon aku ya.”

**

Birma menatap ponselnya yang bertuliskan nomor ponsel Mentari.

From: Mentari Senja P:

Reno dan juga Surya mau ikut kelompok belajar Irene.

**
Barusan Dirga juga mengabarkan ingin ikut.

“Cepat juga ya.”

To: Irene Mangunkusumo.

Aku minta bantuan Mentari dan mereka bertiga langsung menyetujuinya, tak apa Kan, kalau Mentari ikut dalam kelompok belajar mu?

Terkirim.

Tut..tut..

Panggilan masuk: Irene Mangunkusumo