"Before the sunset."
🌠🌠🌠
Lima tahun kemudian, 15.35 pm kst.
"Ayaaah, siniii! Ayo main air, airnya sangat dingin!"
"Sayang— tolong berhenti bermain air di kolam ikan itu—" lelaki itu berlari menuju anak perempuan yang masih berumur 6 tahun, buru-buru menggendongnya dan menjauhkannya dari kolam ikan tersebut, "aduh, kenapa kau nakal sekali sih? Hmm? Kan ayah sudah bilang, jangan main di kolam ikan ini lagi Hyemi, nanti ikannya takut dan pusing sekali melihatmu selalu mengganggu mereka—"
"T-tapi ayah— ikannya tidak takut, ikannya baik makanya aku selalu datang untuk memberi makan... " ucap gadis kecil itu dengan lugu.
Lelaki itu— tentu saja; Park Jimin, terkekeh kecil mendengar putri kecilnya berbicara, "baik, ayah mengerti maksudmu, tapi lain kali jangan celupkan kakimu di kolam ikan itu lagi ya? Memang Hyemi tidak takut jika di gigit, hmm?"
Gadis kecil itu menggeleng, "aku tidak takut apa saja ayah, aku kan putri ayah, jadi aku pasti berani seperti ayah!"
Ah, siapa yang mengajari putrinya menggombal sih? Kenapa gadis kecil itu pandai sekali membuat hati Jimin menghangat.
Jimin lalu mengecup seluruh wajah putrinya, memeluknya erat sembari berputar-putar membuat gadis itu terkekeh bahagia.
"Ayah, stop, aku ingin turun—" ucap Hyemi tiba-tiba.
"Kenapa? Kau kan suka sekali jika ayah gendong?" tanya Jimin bingung.
Kemudian gadis kecil itu menunjuk seseorang di belakang Jimin, "ayah, sepertinya tante itu ingin berbicara dengan ayah, dari tadi tante itu melihat ke arah kita," bisik Hyemi tepat di telinga Jimin.
Jimin langsung berbalik, penasaran dengan orang yang di maksud oleh putrinya. Setelah ia melihat dengan jelas siapa orang yang di belakangnya sedari tadi, matanya membelalak kaget, "N-nam Y-yuri—" ucapnya terbata-bata. Ia menurunkan putrinya dan menggandeng tangan mungil itu untuk menuju wanita yang selama ini ia rindukan.
"K-kau kenapa—"
Yuri tersenyum sendu, "ternyata kau pemilik tempat ini, Tuan Park?"
"A-ah, y-ya, seperti yang kau lihat, tempat kecil ini milikku—" ucap Jimin terbata, "ta-tapi kenapa kau bisa tahu?"
"Aku hanya menebaknya saja. Kebetulan kau juga ada disini, aku jadi yakin jika tempat yang kau bilang kecil namun sebenarnya cukup untuk ditinggali puluhan orang ini milikmu," Yuri lalu melihat ke bawah, tersenyum manis ke arah gadis kecil itu, "a-ah, Park Hyemi ya?" sapanya yang kemudian berjongkok agar tinggi mereka sejajar.
"Salam kenal, namaku Park Hyemi, senang bertemu denganmu—" gadis kecil itu melepas gandengan tangan pada ayahnya, membungkuk layaknya orang dewasa dengan sangat sopan.
Yuri terkekeh kecil melihatnya, "wah kau benar-benar tumbuh dengan sangat pintar sayang—" ia lalu mengelus kepala Hyemi, benar-benar kagum karena anak sekecil itu sudah diajari sopan santun yang baik.
"Terima kasih," ucap gadis itu sekali lagi.
Membuat Jimin ikut berjongkok menyamakan posisi Hyemi, "hahaha— kenapa anak ayah sepintar ini sih!" ujarnya sembari menarik tubuh kecil itu, memeluk dan mengecupi pipi tomat putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ I don't love you.
Fanfiction[COMPLETED] [SHORT STORY] [Park Jimin Version] Terima kasih pernah menjadi sebuah pelajaran hidup meskipun enggan untuk aku ulang kembali. Karena seharusnya tanpamu- aku tetap akan berjalan lurus kedepan, malas menoleh kebelakang lagi karena tahu; k...