[S-2; 5]

2.6K 425 129
                                    


"Rain in the night."

🌠🌠🌠

20.05 pm kst.

     Yuri tersenyum menatap keluar jendela apartemennya sembari menyesap kopi hitam panasnya yang akhir-akhir ini terasa lebih manis dari sebelumnya. Menyaksikan hujan yang turun begitu saja dengan deras di luar sana— membuatnya mengusap lengannya sendiri karena merasakan hawa dingin mulai menusuk kulitnya.

"Ya? Kenapa?"

"...."

"A-ah, kau di depan pintu? Baik, baik, aku akan segera datang!"

Dan Yuri menutup panggilannya sepihak. Buru-buru berjalan keluar dan membukakan pintu apartemennya, "wow!" ucap Yuri terkejut melihat lelaki di depannya sudah basah kuyup, "kenapa tidak tekan bellnya saja jika keadaanmu ternyata semengenaskan ini?"

Lelaki itu terkekeh kecil, "takut tersetrum, noona~ tidak lihat tanganku basah sekali?!"

"Ck, lagipula siapa yang menyuruhmu datang saat hujan deras seperti ini? Kau kan masih bisa datang besok, atau lusa mungkin? Seperti tidak ada hari lain saja selain hari ini!" omel Yuri yang langsung menarik pergelangan tangan lelaki itu untuk dibawanya masuk ke dalam apartemennya, segera mencarikannya handuk bersih dan juga pakaian yang ia simpan di lemari miliknya.

"Baju milik siapa? Celana dalam milik siapa? Celana tidur milik siapa? Kenapa ada di lemari pakaianmu?"

"Harusnya kau tahu itu milik siapa, Hoseok. Kau kan sangat pandai menebak isi pikiranku." Yuri lalu berjalan dengan santai menuju tempat duduk di dekat jendelanya lagi.

"Milik Jimin?"

"Siapa lagi? Mantan kekasihku kan hanya dia."

Hoseok kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir lagi, "noona, kukira kau sudah membakar semua barang miliknya yang tertinggal disini, tapi ternyata— astaga! Aku bahkan tidak menyangka sampai celana dalamnya juga ada di lemarimu!"

"Celana dalam itu baru, Hoseok. Kau bisa membawanya pulang, tak usah khawatir."

Jika sudah seperti itu, Hoseok hanya bisa pasrah. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dekat dapur dengan membawa pakaian milik Jimin yang sebenarnya dia sangat anti untuk memakainya.

Sedangkan, Yuri hanya tersenyum melihat tingkah Hoseok yang begitu lucu itu. Pura-pura merasa risih tapi tetap dipakai juga meskipun memang dengan malas-malasan. Karena memang, Yuri tanpa sadar sudah membawa masuk Hoseok ke dalam hidupnya perlahan-lahan. Memberikan kesempatan lelaki itu untuk menjadi obat penawar dari segala macam penyakit di dalam hatinya yang sampai sekarang masih sangat berbekas. Pun tanpa sadar juga memberikan jalan untuk Hoseok bisa menelusuri tentang apa yang sudah terjadi di masalalu agar dirinya tidak salah mengambil jalan untuk membuat Yuri bisa bahagia kembali— ya, setidaknya seperti itu yang Hoseok inginkan.

Jung Hoseok?

Ah, lelaki itu juga berasal dari Gwangju. Tiba-tiba saja datang ke dalam hidup Yuri, menjadi pahlawan kesiangan untuk menawarkan segala obat agar hatinya sembuh— bahkan dengan percaya dirinya, lelaki itu pernah berkata seperti ini; 'aku adalah obat yang sesungguhnya. Hanya cukup ada aku, kau akan sembuh, noona.'  kemudian ia tersenyum konyol setelah mengatakan hal tersebut.

✔️ I don't love you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang