🍁 Sebelas 🍁

206 19 0
                                    

Semangat dan kebahagiaan hati adalah obat yang paling ampuh

-Alex Anggara-

____________________


Matahari perlahan memancarkan sinarnya masuk ke dalam ruangan kamar inap Alex melalui sela-sela jendela.

Alex mengerjapkan matanya perlahan terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak.

Alex bosan sekali berada di rumah sakit terus.

Alex menatap ke arah sebelahnya terdapat Gista yang tengah memandangnya tak berkedip.

Sial gue jadi malu batin Alex.

"Pagi Lex, sarapan dulu ya gue suapin hari ini kan sabtu jadi gue dateng pagi ke sini habis makan gue bantu lo terapi jalan ya." Ucap Gista to the point.

"Iya" Balas Alex.

"Orang tua lo kemana Lex?" Tanya Gista.

"Orang tua gue dua-duanya sibuk kerja mereka belum bisa izin pulang." Jawab Alex seadanya.

"Terus adek lo siapa yang jaga?" Tanya Gista khawatir dengan Aleta imut.

"Adek gue yang jaga ya bibi siapa lagi masa tetangga gue." Jawab Alex membuat Gista ber oh ria.

Gista meraih nampan yang berisikan bubur lagi dan lagi itu lalu menyuapkannya pada mulut Alex dengan sabar sampai habis lalu memberikan Alex obat.

Sehabis makan.

Gista membatu Alex duduk bersandar pada dinding ranjang rumah sakit.

"Lex makan buah ya." Ucap Gista.

"Gamau gue kenyang." Tolak Alex.

"Sedikit aja ya." Mohon Gista.

"Yaudah." Pasrah Alex.

Gista tersenyum senang hal itu membuat Alex juga ikut tersenyum.

Gista memotong buah pir lalu menyuapi buah pir kecil ke dalam mulut Alex.

"Nah gitu dong jadi kan lo pasti cepet sembuh Lex." Ucap Gista senang melihat Alex menggunyah buah pir itu.

"Iya." Balas Alex.

"Sekarang gue bantu lo belajar jalan ya Lex." Ucap Gista.

"Hm, tapi gue takut." Lirih Alex.

"Tenang gue selalu di samping lo kok." Ucap Gista lalu tersenyum.

Amin, semoga, semoga lo selalu di samping gue walaupun gue udah sembuh nanti Gis batin Alex.

Gista membopoh tubuh Alex untuk berdiri. Satu tangan Alex berada di atas di bahu Gista tidak ada jarak pemisah di antara mereka. Gista menuntun Alex pelan-pelan menuju tiang peyanggah terapi.

jantung gue kenapa kok tiba-tiba pada maraton gini terus sih batin Alex dalam hatinya.

Berharap Gista tak mendengar suara detak jantungnya yang tidak karuan.

"Ayuk Lex, coba lo gerakin kaki lo sedikit-sedikit ya sambil pegangan tiangnya." Ucap Gista lembut.

Alex menurut menggangukan kepalanya mencoba kaki kakunya untuk berjalan sambil memegang tiang penyanggah.

"Arghh." Lirih Alex menahan rasa sakitnya.

"Gue yakin lo bisa Lex, semangat." Ucap Gista lalu tersenyum.

Alex sedikit berjalan di bantu Gista sambil berpegangan pada penyangga hingga brukk.

Alex terjatuh di lantai beralaskan matras.

"Alex." lirih Gista lalu berjongkok membantu Alex kembali berdiri.

"Gue ga bisa gis, gabisa." Ucap Alex sendu.

"Alex, liat mata gue! gue yakin lo bisa kunci kesembuhan adalah hati yang gembira dan semangat usaha gue janji kalau lo sembuh gue akan kabulin satu permintaan tapi bukan soal hati ya." Ucap Gista.

"Oke." Balas Alex lalu tersenyum smirk. Alex sangat suka dengan sebuah kata hadiah apalagi yang memberikan pujaan hatinya.

"Sekarang kita coba lagi ya." Ucap Gista lembut lalu membantu Alex berdiri.

Alex menggalungkan tangannya di leher Gista. Gista berada di hadapannya menuntun Alex berjalan sedikit demi sedikit.

Hingga bruk.

Alex terjatuh lagi di atas lantai beralaskan matras. Gista dengan sigap membantu Alex berdiri.

"Sampai sini dulu terapi jalannya ya Lex besok kita coba lagi gue yakin lo pasti sembuh." Ujar Gista lalu tersenyum.

"Hm, pasti." Balas Alex tersenyum.

Gista membantu Alex kembali di atas tempat tidurnya untuk tiduran lalu meraih tisu dari kotak tissu yang berada di atas nakas meja.

Dengan tiba-tiba tanpa permisi Gista  menghusap keringat yang membahasi pelipis Alex.

Wajah mereka sangat dekat kedua bola mata Alex menatap wajah Gista  inci sangat cantik sekali membuat di bawah sana jantungnya berdebar-debar.

"Alex, lo kenapa?" Tanya Gista melihat Alex menatapnya bengong.

"Eh, gapapa makasih untuk hari ini Gis." Jawab Alex.

"Sama-sama tidur ya, cepet sembuh." Ucap Gista lalu menghusap pipi Alex lembut.

Gista hendak melangkah pergi  namun sebuah tangan mencekal pergelangannya membuatnya berhenti berjalan.

"Kenapa lagi Lex?" Tanya Gista lembut.

"Temenin gue sampai tidur."
Mohon Alex sendu.

"Oke, merem matanya." Ucap Gista, membuat Alex terkekeh lalu memejamkan matanya perlahan dan tertidur.

Gista menatap Alex yang sudah benar-benar tertidur.

Alex tampan.

Tak mau berlama berdua dengan Alex Gista melangkah pergi meninggalkan kamar inap Alex menuju parkiran mobil.

Mobil melesat pergi menuju apartemen dengan hati merasa senang karena Alex sebentar lagi akan sembuh membuatnya bisa menjauh lagi dengannya.

*******/////*********

jangan lupa vote and comment luv yaa:))))

SECRET GIRL [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang