4.Pernyataan Rey

56 4 0
                                    

"Lu minta gue kejar? Sorry sendal gue swallow, gampang putus."

*****

"Bulan!!!"

Bulan yang sedang  mencatat buka hariannya langsung terlonjak kaget saat mendengar teriakkan bundanya dari bawah.

"Apa Bun?!!" Balasnya berteriak. Udah kaya di hutan aja.

"Ada nak Rey!!"

Bulan terdiam sebentar, mencoba mengingat-ingat. Ada apa pria itu mengunjunginya malam-malam. Gadis itu membuka matanya lebar saat mengingat sesuatu.

"Astaga!!Si Rey kan ngajak keluar malem ini!!" Serunya heboh dengan menepuk keras jidatnya.

"Iya Bun suruh tungguin!!!" Teriak Bulan lagi.

Dengan segala kecepatan dan kekuatan yang telah ia kerahkan, Bulan berlari menuju lemari dan memakai bajunya dengan cepat.

Kenapa dia bisa lupa? Pasti Rey udah nunggu lama. Ini pasti efek gara-gara jarang keluar malem-malem huhhh

Setelah merasa sudah rapih, Bulan melenggang pergi dan turun ke bawah. Benar saja, terdapat Rey dan Langit yang sedang mengobrol di ruang tamu.

"Maaf Rey lama." Ujar Bulan saat sudah ada di hadapan Rey. Membuat dua orang itu menoleh kan kepalanya.

"Iya gapapa. Ayo." Ajak Rey seraya berdiri dari duduknya.

"Bentar pamit dulu sama Bunda." Ucap Bulan berjalan menuju dapur.

"Bunda lagi sholat Isa."

Bulan membalikkan badannya kembali dan mengangguk, dia menoleh pada Langit.

"Papa belum pulang?" Tanya nya heran saat tidak melihat keberadaan papanya di rumah.

Langit menggeleng,"Belum."

Bulan mengangguk,"Yaudah bilangan ke Bunda gue mau keluar sama Rey."

"Iya jangan malem-malem pulangnya." Ujar Langit.

"Tumben Lo perhatian sama gue?" Tanya Bulan memicingkan matanya.

Langit mengidikkan bahu,"Gapapa sih, supaya keliatan kaya adik yang baik aja." Pengakuan menyebalkan Langit membuat Bulan mendengus.

"Kita pergi dulu ya Lang, titip salam sama Tante Diana." Pamit Rey.

Langit tersenyum dan mengangguk,"Iya kak Rey."

"Ga usah sok manis deh Lo!! Bilang aja mau nitip makanan!!" Semprot Bulan.

"Kakak emang paling tau." Ujar Langit dengan cengiran bodohnya. Sedangkan Bulan hanya memutar bola matanya malas.

Rey menatap Langit,"Langit mau titip apa?" Tanyanya. Langkah pertama, dapetin hati adeknya hehe. Batinnya. Pinteran ya lu bangsul..

"Ngga aneh-aneh kok kak, Langit cuman nitip Rujak aja."

Bulan menatap Langit dengan sorot tajam,"Lo ngidam?" Tanya nya.

BILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang