"Saat mengharapkan bahagia dari manusia, maka sisakan satu ruang untuk menyimpan kecewa."
*****
"Oke anak-anak, pelajaran olahraga hari ini cukup sampai disini. Kalian boleh istirahat." Kata Pak.Umin, guru olahraga baru di kelas XII-Bahasa.
Semua murid bersorak gembira. Setelah menghabiskan waktu 1 jam penuh di tengah lapangan yang panas, akhirnya mereka bisa beristirahat.
Bintang, Tio dan Guntur berjalan menuju gazebo depan koperasi. Peluh keringat sudah membasahi baju olahraga mereka. Sial. Kegantengan Guntur seakan merosot jika sudah burik begini.
"Ko beliin minuman di kantin sekalian ambilin gitar gue di kelas." Suruh Bintang sambil memberikan uang 50 ribu pada seorang laki-laki berkacamata bulat dan berperut buncit yang sedang duduk tak jauh di hadapannya.
"Mi-minumannya apa?" Tanya Joko gugup. Tio rasanya ingin tertawa keras saat melihat tangan Joko yang gemetar saat menerima uang Bintang.
"Apa aja asal dingin."
"Teh pucuk? Coca cola? Teh gelas? Es jeruk? Apa mau air biasa?" Joko mengabsen semua minuman yang ada di kantin.
Bintang menghela nafas,"Gue bilang APA AJA asal dingin. Cepetan gue haus."
"Sekarang?" Tanya Joko.
Bintang menatapnya tajam,"Lo belum pernah ngerasain badan Lo remuk semua kan?"
Joko menggeleng kuat,"I-Iya g-gue beliin."
Setelah itu, barulah Joko pergi sambil berjalan ketakutan. Berhadapan dengan Bintang mampu membuat saraf-saraf nya serasa mati rasa. Dasar Solimin!
"Lo beneran galak ya tang." Celetuk Tio sambil terkekeh.
"Diem Lo! Gue males ngomong." Balas Bintang.
Tio dan Guntur tertawa saat melihat raut kekesalan dari Bintang. Bintang jika sedang bad mood benar-benar bisa seperti macan.
"Eh ngomong-ngomong. Pak.Umin gak jelas banget dah! Masa kita disuruh maen tenis meja terus bolanya bola karet." Kata Guntur tiba-tiba, kesal.
Tio mengagguk cepat,"Iya. Gue sih curiga tuh gurbar gak lulus SD."
"Gimana kalo kita kerjain?" Usul Guntur. Kamu ini berdosa banget!
"Setuju. Tapi ngerjain gimana?"
Guntur tersenyum cerah sambil menjentikkan jarinya,"Gue tau!"
Dan mengalir lah rencana demi rencana yang mereka susun. Sedangkan Bintang, hanya mendengar kan dan sesekali mengangguk. Tidak mau repot-repot memutar otak.
"Gimana?" Tanya Guntur menaik turunkan kedua alisnya.
"Oke! Pulang sekolah kita kumpul di belakang kantin." Ucap Tio antusias.
"SIAP!"
"HAYY BUBU!!" Seorang gadis tiba-tiba menghampiri mereka dengan satu botol minuman di tangannya.
Caramel Senjani. Sang primadona SMA GALAKSI. Gadis berwajah bule itu memang sudah gencar mendekati Bintang dari pertama kali mereka bertemu. Ia juga ketua dari BINALOVA, sebuah klub yang berisi gadis gadis genit dimana prioritas mereka adalah Bintang. Ya. Klub penggemar sang CRUEL MAN.
Hampir seluruh siswi di SMA GALAKSI mengikuti klub tersebut. Bahkan BINALOVA sudah seperti klub ekstrakurikuler di sekolah, dimana mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk berkumpul. Tidak hanya itu, Caramel juga sering membagikan sebuah brosur yang berisikan perekrutan anggota baru dengan syarat harus cantik dan menarik. Entah apa motivasi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
BILAN
Teen Fiction-Ketika aku jatuh pada hati yang menolak untuk dicintai- Keanu Bintang Ardian. Laki-laki yang selalu menjadi trending topik di SMA GALAKSI. Dengan wajah tampan serta tegas, sifatnya yang urakan dan pembangkang. Tidak ada yang berani mencari masalah...