D U A B E L A S

26 9 2
                                    

Happy Reading♡

"Sayang! Temen kamu udah nungguin tuh!" teriakan itu berasal dari lantai bawah. Delisha segera memakai sepatunya dan segera keluar menuruni tangga.

"Iya Ma Lisha turun," jawab cewek itu. Ia menuju ke dapur dan mendapati kedua orang tuanya sedang sarapan pagi.

"Sarapan dulu, ajak teman kamu itu," ucap Marvel menatap putrinya.

"Enggak Pa, Lisha mau sarapan di kantin aja. Hari ini ada piket," jawab Delisha. Ia segera meneguk segelas susu yang sudah di siapkan Mamanya. Setelahnya ia berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Delisha berangkat Pa! Ma!" teriaknya dari luar rumah. Melvin tersenyum melihat Delisha. Cewek itu terlihat cantik dengan rambut yang diikat kuda dan di bagian sisinya dikepang kecil.

"Ayok berangkat!" seru Delisha. Cewek itu mengambil helm dari tangan Melvin dan segera memakainya.

"Semangat banget kayaknya. Habis dapat voucher shoope ya?"tanya Melvin terkekeh pelan.

Delisha ikutan tertawa. "Lebih dari itu kayaknya,"jawabnya tak juga menghentikan tawanya.

Tentu saja Delisha merasa senang pagi ini. Alasannya karena Billa akan berangkat sekolah hari ini. Dan ia begitu antusias menyambutnya.

"Yaudah yuk naik,"ucap Melvin yang diangguki Delisha. Cewek itu menaiki motor Melvin dengan mudah saking seringnya ia menaiki motor besar milik cowok itu.

Motor Melvin membelah jalanan Ibukota yang macet di pagi hari. Beruntungnya ia pintar mengambil jalan sehinggak keduanya tiba di sekolah tepat waktu.

Sesampainya di parkiran sekolah, Delisha turun dari motor Melvin diikuti melepas helm yang ada di atas kepalanya. Keduanya berjalan menyusuri koridor dengan santai.

"Istirahat nanti gue ke sini," ucap Melvin. Keduanya telah sampai di depan kelas Delisha.

Teman sekelasnya sudah terbiasa mendapati pemandangan Melvin mengantarkan Delisha sampai depan kelas. Hmm... udah kayak apa aja.

"Kak Melvin nggak ada rapat OSIS?" tanya Delisha yang di jawab gelengan kepala oleh Melvin.

Cowok itu menatap cewek di depannya ini. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena terkena angin.

"Gue ke kelas dulu," ucap Melvin. Tangan cowok itu terulur di atas kepala Delisha berniat mengacak rambut cewek itu. Namun sebelum benar-benar melakukannya tangannya sudah disingkirkan oleh Delisha.

"Kebiasaan deh. Baru aja dirapiin, rusak lagi rambutnya," ucap Delisha kesal. Melvin terkekeh pelan menanggapi raut kesal Delisha yang begitu menggemaskan baginya.

"Udah ah gue mau ke kelas," ucap Melvin. Cowok itu berbalik berniat pergi ke kelasnya. Tanpa sepengetahuan Delisha, dengan gerakan cepat Melvin berbalik arah dan berdiri di belakang Delisha yang akan masuk ke kelas.

"Kak Melvin!" teriak Delisha nyaring merasakan sesuatu merusak tatanan rambutnya.

Cewek itu berbalik arah dan mendapati Melvin yang tengah berlarian menuju kelas cowok itu. Delisha mendengus kesal dan segera merapikan tatanan rambutnya yang diacak-acak oleh cowok bernama Melvin.

"Delisha!" panggil seseorang yang suaranya terdengar familiar di telinganya. Cewek itu tersenyum lebar ketika netranya menangkap Billa berjalan ke arahnya.

"Kelas mana jadinya?" tanya Delisha ketika Billa berada tepat di depannya. Billa tersenyum kebar ditempatnya.

"Gue satu kelas sama lo," jawabnya membuat Delisha sangat senang.

"Yaudah ayo masuk," ajak Delisha. Keduanya pun masuk ke dalam kelas. Berbagai tatapan keduanya dapatkan saat memasuki kelas. Lebih tepatnya ke Billa yang berjalan di sisinya.

"Eh? Billa kan?" tanya Vanka saat keduanya tiba di meja cewek tersebut. Billa mengangguk memebenarkan.

"Iya, kita ketemu lagi," ucap Billa tersenyum tipis.

"Seneng deh kita kumpul gini," ucap Vanka terkekeh. Delisha meletakkan tasnya di atas meja.

"Bil, lo duduk sendiri nggak papa? Atau gue aja yang pindah?"tanya Delisha.

Billa menatap sekeliling keadaan kelas barunya.

"Emm emang lo nggak papa duduk sendiri?" tanya Billa.

Vanka menatapnya dengan pandangan tak biasa. Cewek itu melemparkan senyum jika ia tak keberatan duduk sendirian di belakang. Lagian kan keduanya ada di depan meja Delisha. Jadi ia tak perlu khawatir jika tidak ada teman mengobrol.

"Enggak kok santai aja," jawab Delisha yang langsung pindah ke belakang.

Billa pun berterimakasih kepada Delisha dan segera menempati kursi yang dulunya milik sahabatnya. Billa terus bercanda dengan Vanka tanpa menghiraukan Delisha yang ada di belakang cewek itu.

Hingga bel berbunyi membuat Billa dan Vanka sama-sama diam. Delisha menghela nafas dan segera menyiapkan alat tulisnya.
Sepertinya ia akan mengalah kepada Billa demi kebahagiaan sahabatnya itu.

Delisha tak mau membuat Billa merasa bersedih terus menerus dan membuat kesehatannya tidak baik. Mungkin untuk sementara waktu ini ia akan mengabulkan permintaan cewek itu. Dengan begitu ia merasa tenang karena bisa saja membuat fisik Billa membaik. Ya, jika itu yang terbaik pasti akan ia lakukan.

~♡~

DELISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang