E M P A T B E L A S

30 9 1
                                    

Happy Reading♡

Mungkin sudah menjadi kebiasaan Delisha, sepulang sekolah seperti biasa ia mampir ke rumah Billa terlebih dahulu. Namun sebelum itu ia harus menemani Melvin untuk membeli keperluan Osis karena dia sudah janji pagi tadi.

Sekarang keduanya telah sampai di salah satu toko alat tulis. Melvin pun segera mengajak Delisha masuk untuk membeli keperluan yang ia butuhkan.

"Gue mau cari di sana dulu. Lo mau ikut?" tanya Melvin. Delisha pun menggeleng tidak setuju.

"Enggak Kak, aku mau ke atas aja ya. Cari novel kalau ada," jawab Delisha. Jika ia mengikuti Melvin sudah di pastikan ia akan bosan.

"Yaudah deh. Nanti gue susul," ucap Melvin. Keduanya pun berpisah dengan Delisha yang menaiki lantai dua dimana terdapat buku serta novel.

Rissa menyusuri rak demi rak untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Hingga netranya terfokus pada sebuah novel yang menurutnya sangat menarik untuk dibaca. Novel bergenre remaja karya Fi yang berjudul Zenaga. Delisha pun mengambil novel itu dan kembali mencari novel yang lain. Mungkin masih ada yang membuatnya tertarik.

Hampir setengah jam Delisha mencari buku dan Melvin belum juga menyusulnya ke lantai atas. Cewek itu pun memilih turun dengan dua novel di genggamannya.

Ia mencari dimana tadi Melvin mencari keperluan Osis. Namun saat sampai di sana ia tak menemukan sosok itu. Delisha menghela nafas, mungkin Melvin sudah pulang duluan. Ini juga salahnya sendiri yang terlalu lama mencari novel.

Delisha melangkah menunu kasir untuk membayar novelnya. Setelah selesai ia segera keluar dari toko dan di kagetkan dengan Melvin yang menunggunya di depan toko.

Cowok itu sedang memainkan ponselnya hingga tak menyadari kehadiran Delisha. "Kak Melvin," panggil Delisha membuat sang pemilik nama terkejut.

"Lo udah selesai?" tanya Melvin yang di angguki Delisha.

"Maaf ya kak pasti nunggu lama tadi. Padahal niatnya mau nemenin Kak Melvin,"ucap Delisha meringis tak enak.

"Nggak papa santai aja. Gue rela kok nungguin lo,"jawab Melvin terkekeh yang dihadiahi cubitan kecil di lengannya.

"Yaudah sekarang pulang," ucap Melvin sambil menarik tangan Delisha lembut. Delisha menahan tangannya yang di tarik Melvin.

"Kak Melvin duluan aja. Aku masih mau ke rumah Billa," ucap Delisha. Melvin mengkerutkan keningnya. Genggaman keduanya bahkan belum terlepas. Entahlah, keduanya merasa nyaman seperti itu.

"Yaudah gue anter ke sana," ucap Melvin mencoba menarik lagi tangan Delisha tapi langsung di tahan oleh cewek itu.

"Enggak usah Kak, rumahnya beda ar-"

"Sekali aja turutin kemauan gue," potong Melvin sambil menarik tangan cewek itu dimana motornya berada. Delisha yang melihat itu pun hanya pasrah. Ia tak mau berdebat dan berujung tidak jadi ke rumah Billa.

Melvin menghidupkan motornya dan menyerahkan helm kepada Delisha. Keduanya pun melaju membelah padatnya jalan Ibukota dengan kecepatan sedang.

Tak butuh waktu lama motor yang di tumpangi Delisha berhenti di sebuah rumah mewah. Cewek itu segera turun dari motor sambil melepaskan helmnya.

"Kak Melvin langsung pulang kan?" tanya Delisha menyerahkan helm itu kepada Melvin.

"Iya, gue masih ada urusan juga," jawab Melvin.

Delisha menatap cowok di depannya ini dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Melvin yang merasa di tatap pun menatap balik Delisha membuat cewek itu terkesiap.

"Gue emang ganteng Sa. Jangan heran kalau lo sampai terpesona," ucap Melvin sambil terkekeh. Delisha mendengus sebal atas tingkat percaya diri cowok di depannya ini.

"Udah ah. Kak Melvin cepetan pulang," ucap Delisha dengan nada sedikit mengusir.

"Hmm bagus ya. Udah di anterin malah ngusir," ucap Melvin gemas sambil mencubit kedua pipi Delisha membuat cewek itu terdiam beberapa saat sebelum kesadarannya kembali.

"Ishh jangan cubit-cubit deh. Sakit tau,"gerutu Delisha kesal akan kelakuan Melvin. Sedangkan tersangaka malah tertawa dengan keras. Cowok itu sampai memegangi perutnya yang terasa nyeri akibat tertawa.

"Udah deh Kak! Pulang aja sana!" usir Delisha masih mengingat kejadian beberapa detik yang lalu. Kali ini cewek itu memang mengusir Melvin. Sungguh ia merasa wajahnya terasa panas.

Seteleh agak reda tawanya, Melvin menoleh ke arah Delisha yang menunjukkan raut tidak bersahabatnya.

"Iya maaf deh. Nggak di ulangi kok. Peace," ucap Melvin sambil menunjukan jarinya membentuk huruf 'V'. Delisha hanya mengangguk malas menanggapi Melvin.

"Udah ah gue mau pulang. See you princess," pamit Melvin sambil mengacak-acak rambut Delisha. Cowok itu segera melajukan motornya untuk menghindari amukan cewek yang sudah berani mengambil hatinya terlebih dahulu.

"Nyebelin banget sih. Untung gue...," Delisha tak melanjutkan ucapannya. Cewek itu segera masuk ke dalam rumah Billa. Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sesorang yang mengintip kedekatan Melvin dan Delisha dari jendela yang terbuka sedikit tirainya.

~♡~

DELISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang