Lisa pov
"Apa kau sudah gila lisa ?....hhaaaa ? " Teriak jisoo dengan nada yang sangat kencang.
dimana teriakan itu seketika membuat leo yang tengah tertidur di pangkuanku pun dibuat lari ketakutan karnanya.Akupun menghela nafas, kemudian melirik jam digital di atas meja di sampingkingku.
Jam masih menunjukkan pukul 9 pagi , dan kini... aku harus mendengarkan semua teriakan-teriakan itu keluar dari mulutnya.
Akupun bahkan belum sempat mendapatkan tidur yang cukup selama beberapa jam terakhir ini."Lisa ...... " dan ku dengar jisoo kembali berteriak menyebut namaku, dimana teriakan itu kini terdengar lebih kencang di telingaku.
Namun ....aku masih mencoba untuk menghiarukannya dan sibuk memainkan gelas wishkey tanganku"aku sedang berbicara denganmu lisa , apa kau tidak mendengarku" teriaknya lagi.
"What do you want chu ?" Tanyaku malas.
dan kini... akupun menatap ke arahnya.akupun bisa melihat bagaimana raut wajahnya yang kini sudah nampak sangat kesal , ia menatap tajam kearahku , sedangkan kedua tangannya nampak mennyilang di dadanya.
Hingga beberapa saat kemudian...jisoo pun berjalan mendekat ke arahku, kemudian meraih gelas wishkey di tanganku dan meletakkannya di atas meja dengan sangat kasar"Aku bertanya ...apa kau sudah gila ..?? Haaa ?? Hingga kau dengan sengaja memberikan minuman ber-alkohol itu kepada jennie ?" Teriaknya tepat di hadapanku , dimana membuatku sedikit terkejut karnanya. "Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu??"
"percayalah padaku chu ...aku tidak melakukan kesalahan apapun , aku hanya memberinya minuman apakah itu salah ?"jawabku ..mencoba sedikit menenangkanya.
"Dia adalah jennie, lisa ..for fucking shake , dia tidak pernah menyentuh ataupun meminum minuman beralkohol itu " teriaknya frustasi.
Dimana teriakan itu sedikit membuatku merasa bersalah dan iba dibuatnya.Bagaimana tidak ? Jisoo adalah satu-satunya sahabat yang paling dekat denganku.
Dia satu-satunya sahabat yang paling mengerti tentang keadaanku, tentang kelemahan dan kekuranganku.
Dia selalu ada ketika aku membutuhkannya.
Ketika aku membutuhkan sosok seorang teman , keluarga atau bahkan orang tua.
Ia selalu menjagaku ketika kedua orang tuaku tak ada di sampingku.Namun sikapnya yang selalu membela jennie si pecundang itu selama beberapa hari ini, sungguh membuatku sangat kesal.
Aku tidak bisa berfikir ..Bagaimana dia bisa lebih memilih untuk membela gadis pecundang itu? di bandingkan sahabatnya sendiri yang sudah ia kenal sejak lama.Akupun menghela nafas , kemudian beranjak dari tempat dudukku dan menatapnya.
"Baiklah chu...baiklah " ucapku sembari mengusap kedua pundaknya dengan lembut.
"aku tahu aku salah , , aku akan meminta maaf kepada gadis itu,dan aku tidak akan mengulanginya lagi " tambahku, dimana ucapanku itu sontak membuat jisoo menatap tajam ke arahku, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar oleh telinganya."B-benarkah ?? Kau akan melakukan itu ? Apa kau yakin" Tanyanya, dan akupun hanya menggangguk.
"Yah...aku yakin ..."
Jisoo pun kemudian tersenyum kepadaku.
"Thankyou lisa , aku senang mendengarnya. Dan aku harap kau menepati janjimu " ucapnya sembari mengusap rambutku pelan, dan akupun hanya membalasnya dengan senyuman.
Hingga beberapa sesaat kemudian ...jisoopun terlihat meraih tas dan juga beberapa barang bawaan miliknya di atas sofa, dan hendak pergi meninggalkanku.
Namun akupun menghentikan langkahnya."Where you going ?" Tanyaku.
Jisoopu nampak sedikit terkejut dengan pertanyaanku, hingga membuatnya terdiam selama beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ROMANCE || JENLISA
RomanceRasa sakit itu merubah cara berfikir mereka tentang cinta " aku pernah mencintaimu dengan sangat tulus , namun kau berbohong padaku , kau mempermainkan perasaanku. Bagiku cinta itu omong kosong " -kim jennie "Maaf . . . Aku membuat sebuah kesalah...