Ch.9

383 49 8
                                    

Jennie pov.

"Aku benar-benar benci pekerjaan ini " gumamku sembari meletakkan beberapa gelas kotor kedalam wastafel di hadapanku.

Dan Seperti biasa ..setiap akhir pekan , blinkbar akan selalu ramai dipenuhi dengan para pengunjung yang akan menghabiskan waktu malam serta akhir pekannya di tempat ini.

Mereka akan berkumpul bersama kerabat , ataupun teman terdekatnya , membuang-buang waktu mereka hanya untuk sekedar menikmati satu botol minuman beralkohol sembari mendengarkan salah satu lawan bicarannya bercerita tentang kehidupan mereka yang dimana menurutku itu sangat membosaankan.

Dan semakin banyak pengunjung yang berdatangan ke tempat ini , maka ...akan semakin banyak pula pasang mata yang akan selalu mengikuti setiap gerak gerikku, menatap tubuhku dengan tatapan lapar mereka.
Seakan tubuhku adalah seonggok daging segar yang kapan saja bisa mereka santap dengan rakusnya.

"Hei....ada apa denganmu " tanya cahe salah satu teman kerjaku, ia menatapku kebingungan.

Akupun menghela nafas panjang..kemudian menatapnya.

"Aku benci ketika para customer itu menatapku dengan tatapan lapar mereka, Aku merasa di telanjangi tatapan mereka " ucapku kesal .

Dan kulihat..cahe pun hanya terlekeh.

" jangan salahkan mereka " ucapnya "faktanya...kau tidak akan bisa menyembunyikan lekuk tubuh indahmu itu hanya dengan kaca mata tebalmu jennie kim" tambahnya.

Dan akupun hanya bisa memutar bola mataku kesal mendengarnya.

"Tetap saja aku membencinya, lagi pula ....aku tidak semenarik itu  " sanggahku.

"Ayolah.....kau sangat sexi jennie kim, sering-seringlah  memakai pakaian yang bisa menunjukkan lekuk tubuh indahmu "  ucapnya terkekeh.

Dan akupun hanya bisa menatap tajam ke arahnya.

"Yah...apakah kau menyuruhku untuk berpakaian seperti seorang pelacur ?" Teriakku , dan lagi...diapun hanya terkekeh, sementara akupun hanya bisa menggelengkan kepalaku melihatnya. tidak ada gunanya beradu argumen dengan cahe "fikirku" , dia hanya akan selalu membuatku semakin kesal dengan beberapa nasehat-nasehatnya yang tidak masuk akal.

Hingga tidak berapa lama kemudian...akupun mendengar suara tuan yang hyun suk memanggil namaku.

"Jennie " teriaknya.

Akupun melangkahkan kakiku keluar dari pantry kemudian berjalan ke arahnya

"Kau memanggilku paman ?" Tanyaku ,
Tuan yang hyun suk pun hanya mengangguk , kemudian menyuruhku untuk mengikutinya.
iapun mengajakku ke arah dimana para meja customer berada.

Aroma alkohol yang begitu kuat serta alunan music keraspun seketika menyambut indera penciuman dan pendengaranku, membuat perutku sedikit mual karnanya.

"aku hanya ingin memastikan,  bukankah dia salah satu temanmu ?" Ucap tuan yang hyunsuk sembari menunjuk ke arah sebuah meja vip yang terletak di ujung ruangan tersebut.

Dan sekali lagi..aku melihat sosok yang selama beberapa hari ini selalu mengganggu fikiranku.
Tiada hari bagiku tanpa memikirkan seorang lalisa manoban, bagaimana dia menciumi bibirku dan bagaimana ia menjamah tubuhku dengan begitu intim.

BAD ROMANCE || JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang