-Adelleisa Timrita-
Hujan mengawali pagi hari ini. Aku membersihkan rumah, mencuci piring, menyimpan pakaian di lemari, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Aku menghidupkan televisi untuk mendengarkan berita hari ini sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Terlalu aneh untuk remaja seusiaku. Jan sudah berangkat bekerja dan Kia sedang keluar bersama Sondre.
Setelah semua pekerjaan selesai, aku mandi. Hujan seperti ini memang tidak terlalu nyaman untuk mandi. Jika kutunda, maka lama-kelamaan aku akan malas untuk mandi.
Setelah mandi, aku ke dapur sebentar untuk memasak air, barulah aku ke kamarku. Aku mengambil sweater merah marun polos dan celana light jeans dari lemariku, kemudian aku memakainya. Aku mengeringkan rambut dengan hair dryer lalu menyisirnya, lalu membiarkan rambut hitam sebahu itu terurai.
Aku menyimpan handuk ke kamar mandi, kemudian mematikan kompor ketika air tadi mendidih. Aku membuat seteko cokelat panas, lalu menuangkannya ke gelasku. Menikmati cokelat panas di pagi hari yang hujan sambil menonton tv.
Setelah sekitar 10 menit aku menonton tv, hujan mulai reda. Tak lama setelah itu, aku mendengar suara motor berhenti di depan rumahku. Aku lalu berdiri, menyimpan gelasku di meja makan dan membukakan pintu.
"Hei, masuklah" aku menyuruh Digar masuk. Ia pun masuk. Aku melihat matanya yang kelelahan, sepertinya ia tidak tidur semalaman.
Digar duduk di sofa depan tv. Aku menutup pintu dan menyelimutinya dengan selimut yang ada di sofa. Aku mengambil gelas dan menuangkan cokelat panas tadi kedalamnya sampai setengah gelas. Kemudian aku menambahkan air panas, yang sekarang sudah menjadi sedikit hangat, ke dalam gelas itu. Sekedar info, Digar tidak tahan minuman atau makanan yang manis karena gula atau pemanis. Itu membuatnya sakit perut setelah mengkonsumsinya. Jadi, dia hanya tahan manis yang berasal langsung dari buah atau sayur.
Aku membawa dua gelas cokelat panas, gelasku dan gelas untuk Digar. Aku duduk disebelahnya dan memberikan cokelat panas yang tidak manis kepadanya.
Digar mengambil gelasnya. "Aku tidak bisa tidur semalam" katanya pelan, lalu meminum sedikit cokelat panasnya.
"Memikirkannya?" tanyaku sambil tersenyum kecil.
Digar mengangguk. "Setiap mataku terpejam, wajahnya selalu terlintas dibenakku" kami berdua sama-sama memandang tv.
Aku meminum cokelat panasku. "Ya, aku juga begitu. Kupikir aku akan memimpikannya, ternyata aku terlelap".
"Dia beberapa kali menelponku. Aku tidak ingin mengangkatnya. Menurutmu apakah aku kesal kepadanya?" tanyanya.
Aku menyimpan gelasku di lantai. "Berikan ponselmu" pintaku.
Dia menoleh. "Apa?"
"Berikan cepat" pintaku lagi. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memberikan kepadaku. Aku membuka riwayat panggilan dan ternyata Fara menelponnya 10 kali semalam. Aku juga membuka pesannya, disitu Fara mengirimkan beberapa pesan yang tidak dibaca oleh Digar.
Fara
Hei
Aku baik-baik saja
Bagaimana denganmu?
(3) Missed Call
Kau tidak mau jawab?
Aku menatap wajahnya. Ia meneguk minumannya. "Tidak maukah kau balas sekali saja?" tanyaku. Dia menggeleng.
Maka aku yang akan membalasnya.
Aku membuka kamera di ponselnya, lalu mengarahkan ke wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya. Aku mengirim foto tadi ke Fara. Beberapa menit kemudian, Fara membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear
HumorSeorang gadis yang harus tegar karena ditinggalkan banyak orang tersayang. Semuanya berubah ketika seorang laki-laki datang ke kehidupannya dan menemaninya. -Kau akan memeluknya dan mendengarkan detak jantung didadanya. Disitulah kau tahu kau tidak...