Bertemu

21.2K 564 20
                                    

Kala itu, gadis cantik yang bernama Almaira baru saja menginjak usia 29 tahun. Ia berasal dari keluarga yang jauh dari kata cukup. Dengan bermodal wajah cantik nan mulus, ia memberanikan diri pergi ke kota untuk bekerja disalah satu bar yang cukup ternama. Meskipun dirinya seorang tipe pemalu, namun kecantikannya lah yang menjadi alasan kuat untuk melangkah kezona hitam demi memperbaiki perekonomiannya.

Sudah hampir setengah bulan, Alma bekerja di bar itu. Ia mulai bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Tidak hanya itu, ia pun mendapatkan teman baru yang rata-rata usianya lebih tua dari dirinya. Meskipun Alma bekerja di bar, tapi ia tidak pernah melayani pria hidung belang, yang seperti layaknya wanita nakal. Justru tiap ada pria yang mendekatinya, ia selalu menolaknya dengan halus.

Saat itu, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, Alma masih bergelut dengan pekerjaannya. Hanya ada sekitar dua orang rekan kerjanya yang menemani Alma di bar itu, mereka adalah Doni dan Ikhsan. Semakin malam, bar itu semakin ramai. Ketika Alma sedang membereskan gelas bekas alkohol, tiba-tiba saja seorang pria datang menghampirinya dengan muka yang begitu masam, seperti sedang dirundung kecewa dan bercampur amarah.

Pria itu langsung memesan minuman yang mengandung alkohol kepada Alma. Dan dengan gesitnya gadis itu langsung menyediakan minuman yang dipesannya. Awalnya Alma tidak begitu mempedulikan, namun karena pria itu terlihat sedih, apalagi meneteskan air mata, rasa simpati Alma tidak bisa tertahan lagi. Pikirannya pun bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada pria tersebut. Bahkan rasa ingin tahunya kepada pria itu menjadi semakin penasaran.

Dengan rasa canggung dan malu, Alma pun memberanikan diri untuk bertanya kepada pria tersebut, "Apakah Anda baik-baik saja, Tuan?"

Pria itu hanya menoleh dan tersenyum kepada Alma dengan tatapan kosong. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun karena menahan air mata yang hampir saja terberai.

"Sepertinya Anda memang sedang punya masalah. Apa Anda pikir dengan meminum banyak alkohol bisa menyelesaikan masalah anda, Tuan?" tambah Alma menyunggingkan bibirnya. Ia semakin penasaran karena pria itu tidak juga menjawab pertanyaannya. Malahan minum lagi dan lagi.

"Daripada Anda melakukan hal yang tidak berfaedah, mendingan—" belum juga selesai bicara, pria itu langsung memotong pembicaraan Alma.

"Apa pedulimu? Kamu bahkan tidak tau apa yang sedang aku rasakan saat ini!" sentak pria itu marah dan dengan sedikit agak mabuk. Air mata yang mulai mengalir dari pipinya pun tidak ia rasakan. Bahkan pria itu menambahkan minuman alkohol lagi ke dalam gelas hingga penuh.

"Ya elah, mana saya tau urusan orang! Ditanya baik-baik malah marah. Sepertinya orang ini wataknya sombong dan keras kepala, nyesel deh sudah nyamperin dia kesini," kata Alma dalam hatinya.

"Ya, tidak tau juga sih, tapi kasian saja melihat Tuan menangis seperti itu," tambah Alma dengan polosnya.

"Apa? Menangis? Sok tau kamu! Mana mungkin orang ganteng sepertiku menangis di depan umum," geram pria itu gelagapan dan sedikit malu.

"Oh masa? Tapi kenapa pipinya basah ya?" kata Alma sedikit Mengernyitkan alisnya. "Ya sudah tidak masalah, kalau begitu, saya permisi dulu, selamat menikmati Tuan, jangan lupa bayarnya dikasir," sahut Alma dengan senyuman manisnya. Ia berusaha tersenyum meski hatinya kesal kepada pria itu.

"Ya sudah sana! Lagian siapa yang menyuruhmu ke sini. Orang ganteng sepertiku, tidak akan pernah mau mendekati perempuan seperti kamu!" cetus pria itu menyunggingkan bibirnya.

Alma hanya tersenyum geli, meski pria itu mengejeknya, tapi ia tidak peduli, ia hanya menyengir karena laki-laki itu membantah kalau dirinya tidak menangis. Padahal sudah terlihat jelas oleh Alma, kalau pria itu sedang menangis.

ISTRI SIMPANAN CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang