Sebuah Kejujuran

14.1K 337 46
                                    

Para pekerja sedang sibuk membersihkan dan menata taman yang ada di depan rumah Daffa, Namun, begitu kagetnya mereka ketika melihat seseorang terjatuh dari atas balkon. Dan ternyata orang yang terjatuh itu adalah Karin. Mereka pun langsung menghampiri Karin yang sudah tergeletak tak berdaya dengan bersimbah darah yang terus mengalir tiada henti.

"Ya ampun Nona Karin!" teriak salah satu pegawai yang ada di rumah Daffa. Dan ketika itu pula Nyonya Cristin datang menghampirinya.

"Ya Tuhan! Karin! Kenapa ini bisa terjadi? Ayo kita bawa ke rumah sakit!" kata Nyonya Cristin yang begitu cemas.

Para pekerja di rumah itu, langsung dengan sigap membawa Karin ke dalam mobil dan segera mengantarkannya ke rumah sakit. Tidak hanya Nyonya Cristin yang ikut ke rumah sakit, namun Daffa dan Tuan Dimas pun ikut mengantarkannya. Selama dalam perjalanan, mereka tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Yang ada dipikiran mereka hanya lah ingin Karin segera cepat ditangani oleh dokter.

Sesampainya di rumah sakit, Karin langsung segera dibawa ke IGD dan para dokter yang sedang bertugas di sana langsung segera menanganinya. Ketika mereka sedang gentar-gentarnya, ada sosok orang yang sedang memperhatikan mereka. Ya dia adalah seorang jurnalis, yang tidak sengaja bertemu dengan mereka di rumah sakit.

"Daff, kenapa ini bisa terjadi? Apa yang telah kamu lakukan sehingga dia bisa nekat seperti itu?" tanya Nyonya Cristin ketika sedang menunggu hasil dari pemeriksaan dokter. Nyonya Cristin benar-benar merasa cemas dan takut.

"A-aku tidak melakukan apa-apa, Mah. Hanya saja aku mengatakan padanya, bahwa aku akan menceraikannya. Apa itu salah, Mah?" ucap Daffa dengan suara gemetar. Ia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Karin.

"Mama juga tidak tahu antara benar atau salahnya. Mama bingung, takut terjadi apa-apa sama kamu secara Karin ..."

Tuan Dimas langsung menyelang pembicaraan Nyonya Cristin, "Tidak akan terjadi apa-apa sama anak kita. Apa yang harus dia perjuangkan, ya perjuangkan saja. Jangan karena ada kesalahan seperti ini, perjuangan untuk mencapai kebahagian anak kita tertunda,"

"Iya juga sih! Tapi ..." seketika ucapan Nyonya Cristin terhenti, ia menatap Sang suami dengan begitu sayu. Hatinya benar-benar tidak tenang. Jika terjadi sesuatu pada Karin, maka sudah pasti anaknya yang akan disalahkan oleh orang tuanya. Dan hal ini pasti akan menjadi alasan untuk mereka agar Daffa tetap bersama Karin.
Tuan Dimas pun menggelengkan kepalanya, agar Nyonya Cristin tidak berpikiran yang macam-macam.

"Daff, sepertinya masalahmu semakin rumit, kamu yang sabar yah! Mulai besok, Papa akan bantu kamu menangani urusan yang ada di kantor untuk sementara waktu. Sampai masalahmu benar-benar terselesaikan,"

"Iya Pah, makasih udah ngertiin aku," ucap Daffa yang begitu tampak lesu. Entah apa yang harus ia lakukan karena hal ini sungguh diluar dugaannya.

"Mama dan Papa pasti akan mendukung kamu dan menyemangati kamu, apapun yang terjadi nanti ke depannya, kamu harus kuat," ucap Nyonya Cristin sembari memeluk anak semata wayangnya.

Daffa memejamkan matanya dalam pelukan ibunya, untuk saat ini, ia benar-benar tdak tahu harus bagaimana. Apakah akan tetap menceraikan Karin atau tidak. Karena disisi lain, ia sangat ingin hidup bersama orang yang sekarang ini sudah ada dalam hatinya.

****

Setelah beberapa jam kemudian, dokter yang menangani Karin segera menemui Daffa dan kedua orang tua Daffa yang masih setia menunggu hasil pemeriksaan dari dokter. Dan apa yang telah dokter katakan, sunguh sangat mencengangkan bagi Daffa dan Pak Dimas, begitu juga membuatNyonya Cristin syok. Bagaimana tidak, dokter itu mengatakan bahwa, Karin mengalami patah di ruas-ruas tulang belakangnya dan hampir saja retak.

ISTRI SIMPANAN CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang