Kedua sejoli itu masih berpagutan dalam hasrat yang membara, namun tidak disangka, seseorang mengetuk pintu kos-an Alma, yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Seketika itu pula mereka berdua menghentikan aksinya.
"Alma!" sahut tetangganya Alma yang bernama Ririn.
Alma dan Daffa gelagapan, mereka menjadi gugup entah apa yang harus mereka lakukan disaat sedang panas-panasnya.
"A-aku bukain pintu dulu, ya," kata Alma gugup.
"Ya! Kalau begitu, aku sekalian pulang saja, deh," ucap Daffa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Ketika Alma membukakan pintu, seketika Ririn kaget. Karena selama dirinya bertetanggaan dengan Alma, baru kali ini dia melihat sosok laki-laki bersama Alma di dalam kamar kos-annya.
"Eh, a-da tamu yah, maaf mengganggu, Al," kata Ririn yang terkesima melihat ketampanan Daffa.
"Gak apa-apa kok, santai saja. Lagian aku mau pulang," kata Daffa dengan santainya.
"Al, aku pulang dulu, nanti aku kabari jika sudah sampai kantor," kata Daffa lagi.
"Iya, hati-hati," jawab Alma tersenyum manis.
Setelah itu, Daffa langsung mengemudikan mobilnya, dan mobil itu semakin menjauh dalam tatapan Alma.
"Aciee ... yang udah punya gebetan. Diem-diem bae. Pantesan dari kemarin-kemarin ini mobil parkir di sini terus, ternyata pcar kamu ya? Hayo ngaku?" ledek Ririn sambil menunjukan jari ke arah Alma.
"Hemm, menurutmu bagaimana? Gantengkan dia? Aku sungguh bahagia dengannya, dia laki-laki yang baik yang baru aku temui. Eh berhubung aku sedang happy, aku mau ngasih sesuatu buat kamu," kata Alma sembari membuka kantong belanjaannya.
"Apaan?" Ririn langsung menghampiri Alma yang masih sibuk dengan pilihan barang-barangnya.
"Btw belanjaanmu banyak banget? Belanja dimana? Bagus-bagus lagi! Ini bermerk Alma!" Seketika Ririn terkesima melihat belanjaan yang mewah dan bermerk.
"Kamu mau apa? Silahkan pilih, mumpung aku sedang baik," kata Alma dengan riangnya.
"Asyik! Makasih Al. Pasti kamu dibelikan sama laki-laki itu ya? Siapa namanya? Aku jadi ikutan senang melihat kamu sama dia," kata Ririn sembari memilih-milih barang yang ia suka.
"Iya, dia membelikannya untukku, padahal aku tidak menginginkannya. Tapi mau gimana lagi, sudah dibelikan jadi ya harus diterima," kata Alma.
"Bagus itu, dia gak seperti pacar aku, pelitnya udzubilah, makanya aku minta putus. Eh Al, sering-sering lah minta belanja lagi kaya gini, hehe dia gak bakalan nolak, percaya deh sama aku!" celetuk Ririn.
"Ish, buat apa? Emangnya aku cewek matre! Ini bukan tipe aku banget,"
"Ya ampun Al, zaman sekarang mesti matre, kalau gak matre, ya gak bakalan hidup enak," ujar Ririn menyunggingkan bibirnya.
"Pantesan pacar kamu pelit! Kamunya aja matre begini, pasti dia juga mikir-mikir lagi,"
Dengan bangganya Ririn berkata, "Emang iya aku matre! Selama belum ada ikatan pernikahan, aku wajib nuntut ini dan itu. Biar suatu saat nanti kita putus, gak terlalu sakit. Kan udah aku porotin dulu haha,"
"Kamu jangan terlalu percaya sama laki-laki, ini pesanku. Karena aku lebih berpengalaman daripada kamu!" tambah Ririn dengan serius.
"Iya-iya aku faham. Ngomong-ngomong, kamu ngapain kesini? Pasti minta makan?" ucap Alma menyunggingkan bibirnya.
"Kok tau? Haha, masakanmu enak, Al. Jadinya aku ketagihan, ingin dimasakin terus deh," kata Ririn yang masih memilah-milah barang milik Alma.
"Bilang aja lagi bokek!" ucap Alma sembari merogoh ponsel dari tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI SIMPANAN CEO (END)
RomanceAlmaira, wanita single dan cantik mendadak mau dijadikan istri simpanan seorang pria kaya raya yang sudah beristri. Meski ia tahu, jika apa yang ia lakukan adalah salah. Semua ini berawal dari perkenalannya dengan seorang pria yang bernama Daffa. Di...