Keburukan Istri Daffa

12.7K 361 27
                                    

Daffa segera menyalakan shower, ia langung mandi dengan perasaan yang penuh bahagia. Sementara Alma, masih duduk di tepi ranjang sambil menikmati tontonan acara televisi. Beberapa menit kemudian, ponsel Daffa berbunyi, dan Alma pun langsung memberitahukan kepada Daffa bahwa ponselnya berbunyi terus. Tidak lama kemudian, Daffa pun keluar dari kamar mandi, seperti biasa, ia memakai handuk lagi karena pesanan bajunya tak kunjung datang.

"Telepon dari siapa?" tanya Daffa was-was. Ia takut jika yang menelepon dirinya adalah Karin.

"Tulisannya sih, dari mama kamu," ucap Alma sembari memberikan ponselnya kepada Daffa.

"Untunglah," ucap Daffa dalam hatinya.

Daffa pun langsung berjalan menuju balkon, dan menerima telepon dari Mamanya. Ia mendengarkan keluh kesah mamanya dengan teliti. Setiap ucapan dari mamanya, ia ingat baik-baik, agar alasan untuk menceraikan Karin, tidak begitu sulit. Mendengar ucapan dari mamanya, Daffa semakin yakin, kalau Karin tidak pantas untuk ia pertahankan. Semenjak menikah dengan Karin, Nyonya Cristin tidak pernah mengatakan apapun tentang Karin kepada Daffa kalau Karin itu bukanlah menantu yang baik. Karena sesuai perkataan suaminya, ia tidak boleh ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya. Karena itu adalah pilihan Daffa. Sejelek-jeleknya Karin, tetap dia adalah istri Daffa yang sah. Jadi Daffa lah yang harus menyelesaikan sendiri urusan rumah tangganya.

"Mah, maaf  yah, aku benar-benar salah memilih, Aku tidak tau jadinya akan seperti ini. Meskipun mama tidak memberitahuku, aku tetap orang yang pertama tau kalau Karin itu orangnya seperti apa, tapi aku pura-pura baik kalau di depan umum takut mama dan papa kepikiran terus," ucap Daffa serius yang masih berdiri di atas balkon.

"Kalau kamu tahu Karin itu seperti apa, kenapa kamu nikahi dia? Memangnya tidak ada wanita lain apa selain wanita itu?" geram Nyonya Cristin.

"Ya mau gimana lagi, Mah! Waktu itu aku sudah terbuai dengan cintanya dia. Aku sudah yakin kalau dia itu pilihanku pertama dan terakhir. Tapi ternyata salah, dia membuat aku kecewa, dan sikapnya berubah drastis semenjak aku memberikan satu perusahaan untuk dikelola oleh ayahnya,"

"Apa!" kata Nyonya Cristin terperanjat.

"Pokoknya, Mah! Aku sudah yakin ingin ..."

Tiba-tiba Alma datang menghampirinya, Daffa pun gelagapan karena takut Alma mendengar percakapan dengan mamanya. Ia segera menutup teleponnya dengan mamanya, alasannya masih ada kerjaan yang harus ia selesaikan. Padahal dirinya sedang berada di luar kota bersama Alma. Wanita yang membuat hidupnya penuh warna-warni.

"Daff, kamu masih sibuk? Ada orang yang ingin menemuimu," kata Alma.

"Siapa?"

"Sepertinya yang mengantarkan baju pesanan kamu,"

"Oh, iya aku hampir lupa, ayo kita temui dia,"

Daffa langsung menemui orang yang membawa pesanan bajunya. Dan Alma mengikutinya dari belakang tanpa ada kecurigaan sedikit pun atas percakapan Daffa dengan mamanya.

Setelah menerima barang pesanannya, orang itu langsung pamit dan segera pergi. Tanpa ada malu sedikitpun, Daffa langsung memakai baju dihadapan Alma. Sontak saja Alma kaget yang kesekian kalinya, "Kenapa kamu memakai baju disini?"

Seperti biasa, Alma menutupi mukanya dengan telapak tangannya. Namun, masih bisa melihat dari celah-celah jarinya.

"Memangnya kenapa kalau pakai baju disini? Kita kan sudah saling tahu bentuk tubuh kita itu seperti apa?" ucap Daffa dengan santainya.

ISTRI SIMPANAN CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang