"TAPI TAK PERLU TAKUUUUTTTT ADA KONVERMEX."
*****
"Aku lukaaaa, banyak banget lukanya. Sakit. Gara gara kamu Shia, gara gara kamu. INI SEMUA KARENA KAMUUUU!!!!!"
Lambat laun bocah laki - laki itu berteriak semakin keras. Membuat telinga Shia berdengung. Terasa sakit ditelinga hingga Shia menutupi kedua telinganya yang terasa seperti hampir pecah. Tapi ia tetap tak berhenti meneriaki Shia.
"AAAAAA SUDAHHHHH JANGAN TERIAK - TERIAKK LAGI. SUDAHHHH. AKU TAKUT!"
Tiba tiba Shia terbangun. Dia memimpikan bocah itu lagi. Kali ini mimpinya terasa sedikit nyata. Napasnya agak sesak dan kepalanya sedikit sakit.
Ahhh mimpi bocah lagi, sakit kepala nih.
" Ah napas gue sesak nih. Ga mungkin karena ketek gue bau kan ya. Ah sudahlah langsung mandi aja, ntar juga fresh lagi." Keluh Shia sambil terus memegangi kepalanya yang sedikit sakit.
Shia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil handuk untuk segera mandi.
06.30
Shia dan keluarganya saat ini sedang sarapan di meja makan. Namun entah kenapa suasana pagi ini terasa sangat sepi bagi Shia, seperti rumah yang ditinggal penghuninya pulang kampung. Maka dari itu Shia mulai berniat membuka obrolan.
"Ah dek gue nebeng sama lo ya. Gue males bawa motor. Ntar jemput juga!" Pinta Shia sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.
"Ah, ga mau ntar gue telat." Jawab Theo Adik Shia dengan dingin.
"Lo kok gitu sih. Sekali doang."
"Ga mau gue."
"Sekali doang, ga usah gitu lo sama kakak."
"Ga mau, nanti gue telat."
"Ah kok gitu sih."
"Shia! Bisa diam ga kamu? Motor kamu kan ada. Terus kenapa ga mau bawa motor? Kemarin juga, ngambil motor adek diam - diam. Bikin repot aja." Bentak Adrian yang marah kepadanya.
Shia memandangi wajah mama, kakak dan adiknya. Seperti biasa tak ada yang peduli padanya dan tak ada yang mau membelanya dari kemarahan sang papa.
"Hm, Shia berangkat dulu." Ucap Shia berlari dan membanting sendok garpunya.
"Shia!..."
Shia berlari ke garasinya. Ia masih kesal dengan papanya dan keluarganya. Shia merasa selalu dimarahi bahkan dibentak hanya karena hal kecil atau hal sepele.
Shia menggerutu dan menghentakkan kakinya ke lantai.
"Issh apaan sih pagi pagi pada sensitif amat. Cuma mau nebeng aja pelitnya minta ampun. Ah nyeselin semua. Dahlah gue mau berangkat duluan."
Shia menaiki motor scoopy-nya dan memasang helm.
"DADAH RUMAHH JAGAIN KELUARGA GUE YA. KALO PADA MARAH MARAH DI TELAN AJA" Teriak Shia dengan keras agar keluarganya mendengar ia yang berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
*****
Gimy yang baru turun dari motornya, melihat Shia yang baru saja masuk parkiran. Dia sangat ingin menyapa Shia dan mengajaknya untuk jalan ke kelas bersama. Tapi ia terlalu gengsi, karena ia masih bingung kenapa Shia seakan perlahan menjauh. Namun Shia masih seperti menganggapnya teman. Teman biasa, hanya sebatas itu.
Shi, gue baru sadar gue kangen lo.
Gimy menunggu Shia di gerbang sekolah. Ia ingin pertemuannya dengan Shia seolah hanya karena sebuah kebetulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
One only
RomansaKatanya cinta itu sederhana dan mudah dirasakan. Namun nyatanya untuk mengatakan sebuah kalimat "aku cinta kamu" Itu terlalu sulit. Entah itu ditahan ego, gengsi atau rasa takut akan penolakan.