sudah saatnya

10 1 0
                                    


—aku merasa perjuagan ku sia sia—

------

Disisi lain zha sedang nangis tidak tau harus bagaimana lagi, apa yang haru dia lakukan?
Akhirnya zha menemukan jalannya yaitu dia harus menelpon rehan

"Mungkin sudah saatnya!" Kata zha sambil memegang erat handphone nya

Dia akan bilang ke rehan, kalo dia ingin bertemu, dan mungkin hari ini rehan harus tau rasa yang dia pendam selama ini, zha mengintip ke luar kamarnya ternyata sepi, dan ini bagus untuk bisa bertemu rehan

Zha mencari nomor telepon nya rehan, dan akhirnya dia menelepon nya

"Halo?"

"Re. Kita bisa ketemu sekarang ngga."

"Kenapa? Tadi gue tunggu Lo ngga ada"

"Penting banget, gue pengen ketemu Lo please."

"Tapi gu—"

"Rey ayok gue mau beli ice cream" ucap wanita yang zha dengar dari telepon siapa lagi kalo bukan nara, zha kenal sekali suara itu

"Eh zha, udah dulu ya gue lagi bareng sama Nara nih"

"Halo?"

"Zhaa?"

Zha tak menjawab selama beberapa detik, dan dia langsung mematikan telepon nya, entah kenapa rasanya sakit ketika dia memprioritaskan seseorang di banding nya

Zha menghapus air matanya. "Gue bukan siapa siapanya. Jadi ngga berhak cemburu atau larang-larang dia." Ucap zha

Mulai hari ini zha akan menjauh dari rehan, bukan karena sakit hati aja, tapi. Bundanya tidak setuju, berat sekali ketika sudah terlalu dalam mencintai seseorang namun harus berhenti karena sesuatu yang
di sukai orang tua

'mungkin sudah saatnya, menghapus tinta yang pernah kau tulis di hati, dan. Menghapus goresan kenangan yang pernah kau gores di memori ini'

Keesokan harinya

Zha yang hari ini tidak ikut sarapan, dia sedang  ngga mood sarapan akhirnya, dia diberi bekal untuk makan nanti di sekolahan. Selama di perjalanan dari rumah ke sekolah, zha hanya terdiam sambil menatapi jalanan

*Gerbang sekolah

"Jangan lupa makan tuh bekal" pesan irgi karena dia tau zha susah sekali makan, apalagi kalo ngga mood

Zha hanya menjawab dengan anggukan kecil, dia pun berjalan ke kelasnya, saat sampai kelasnya dia duduk di bangkunya. Zha melihat ke mejanya banyak tulisan tulisan nama rehan dan panggilan yang pernah di sebutkannya

Zha langsung mengambil penghapus dan langsung menghapusnya, dia ngga mau semuanya gagal tidak sesuai rencana nya untuk melupakan cowok itu.

"Ngapus apa lo?" Tanya sinta yang tiba-tiba sudah berdiri di samping zha

"Ngga kok" jawab zha sambil menaruh penghapusnya

Arak Berujung CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang