"Informasi selanjutnya, ada Gharda Gulzar. Penyanyi seksi, yang digadang-gadang sebagai suaminya seluruh wanita single di Indonesia, haha. Kalau kata mereka, suami kita semua. Dia kemarin baru merilis video clip terbaru. Tahu apa yang dibikin heboh sama orang-orang?"
"Dia akhirnya shirtless di videonya?"
"Bukan! Hahaha. Itu kemauan semua orang ya, Shaaaay. Saya juga nunggu banget. Tapi ini beda. Katanya, ternyata Shafa, model yang ada si video clip itu satu alumni sama dia."
"Terus hubungannya apa? Dia adiknya kah? Kakaknya kah? Atau ...?"
"Kata netizen sih gitu ya. Nemu aja informasi beginian, dugaannya sih itu semantan. Jadi gitu, menurut netizen, kenapa Gharda sampai sekarang nggak menikah, katanya belum move on. Malah ada yang bilang CLBK."
"Tapi beneran mantannya kah? Si babang seksi sadboy sekali ternyata ya."
"Ada foto yang beredar mereka pernah bareng gitu waktu masih pakai almet yang sama. Tapi satu doang fotonya. Kita lihat informasi selengkapnya ."
Aku langsung mematikan layar ponsel. Memijat kening karena kepalaku mendadak pusing. Ini bukan bagian dari diriku sebelum mengenal Gharda. Aku bukan tipe yang mudah cemburu, aku berani bersumpah. Aku tak pernah membutuhkan pengakuan dari siapa pun ketika menjalin sebuah hubungan.
Tak perlu saling memasang foto bersama di semua profil akun yang dipunya. Tak perlu mengumbar kebersamaan untuk dunia. Tak perlu ungkapan di hadapan khalayak.
Namun, begitu menyadari bagaimana mengerikannya kehidupan Gharda, aku ketakutan. Takut tak dianggap dan dipermainkan di belakang. Takut tidak cukup layak untuk diumumkan. Takut ....
Gharda memang menunjukkan cintanya. Dia menunjukkan itu lewat semua hal yang dia bisa. Ungkapan dan tindakan. Kalimat cintanya tak pernah luput di setiap hari. Pujiannya tentang betapa aku sangat sempurna untuk dia miliki. Sentuhannya yang terasa luar biasa, membuktikan seolah hanya aku di sana. Dia mau menekan egonya demi aku bisa mendapatkan kebahagiaan dalam berhubungan badan atau pun aktivitas sehari-hari.
Buruknya, itu semua masih tetap tak cukup untukku.
Aku butuh pengakuannya. Aku butuh diakui agar mereka paham, bahwa ada hati yang harus Gharda jaga, bukan semata berlindung pada kalimat 'ini hanya akting, semua sudah diatur'. Karena menurutku, menjadi public figure sama seperti profesi lain, mereka butuh kenyamanan hati. Kenapa mereka dipaksa untuk melakukan segalanya hanya karena mereka 'artis'? Kenapa mereka tidak boleh memiliki privasi hanya karena terkenal?
Untuk itu, Gharda selalu menentang dengan tegas setiap aku memintanya mengumumkan tentang kami. Dia tak ingin hidupku menjadi objek media dan fans-nya. Dia tak ingin, aku menerima komentar buruk. Meski fans, Gharda bilang tak semuanya akan mendukung keputusannya. Ada beberapa yang merasa bahwa idolanya harus mengikuti pendapatnya dengan alasan fans hanya menginginkan yang terbaik untuk sang idola.
Aku luluh untuk sesaat, tetapi setiap kali Gharda berada dalam satu program yang sama bersama perempuan bernama Shafa, aku kembali ketakutan.
Aku tidak suka bagaimana Shafa menatap suamiku. Bagaimana dia berdandan ketika di acara itu. Bagaimana dia menggerakkan badannya di sebelah Gharda. Selalu berdiri di samping Gharda. Entah refleks atau sengaja, tetapi sentuhan yang dia berikan berhasil membuatku semakin tidak menyukainya.
Ditambah lagi, komentar orang-orang yang menjodoh-jodohkan mereka.
Aku muak.
Karena kenyataannya, asumsi masyarakat dan pembawa acara gosip itu benar, bahwa Shafa adalah mantan Gharda ketika di bangku kuliah. Sudah lama memang, tetapi mereka sering berhubungan karena sama-sama menjadi orang terkenal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda Cerita
RomanceBora merasa keberadaannya disembunyikan sebagai istri Gharda, seorang penyanyi terkenal di Indonesia. Dengan semua kesalahpahaman yang terjadi, pertengkaran demi pertengkaran tak mampu dielakkan. Apakah perpisahan memang jalan terbaik untuk mereka? ...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi