.
"De-devan?, l-lo apa kabar?lo dari mana aja Dev. Kenapa lo pergi sejak kejadian itu. Dan dimana Marcell?"
"Masih bisa nanya kabar heh?" Ucap Devan remeh.
"Maksud lo apa Dev?" Axel menggernyit bingung.
"Masih belum ngerti ternyata"
"MARCELL MATI GARA GARA LO BANGSAT, GARA GARA LO DIA NINGGALIN GUE. SEDANGKAN LO? BAHKAN LO LUPA KALO DIA UDAH MATI, LO PEMBUNUH AXEL. GUE BENCI LO BANGSAT!!"
Perkataan Devan membuat Axel sangat bingung, ada apa sebenarnya?.
Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Devan ngomong gitu? Apa ada hal yang gue lupain di hidup gue?, Batin Axel.
"Maksud lo apa? Gue ga ngerti. Apa ada hal yang gue ngga tau tentang kalian?"
" Alah bacot lo Bangsat. SERANG DIA SEKARANG!" ucap Devan memberi aba aba kepada anak buahnya.
Axel sedikit terkejut saat anak buah Devan menyerangnya secara bersamaan dari berbagai arah.
Axel nampak kewalahan menghadapinya karna kalah jumlah, mereka hampir dua puluh orang, sedangkan Axel sendirian.
Bukk
Pukulan anak buah Devan tepat mengenai sudut bibir Axel membuat ujung bibir Axel sedikit koyak dan mengeluarkan darah.
Melihat hal itu Devan yang hanya memantau anak buahnya di belakang terkekeh kecil.
"Mati lo Axel" ucapnya tersenyum miring.
Brumm brumm
"AXEL!"
Axel menoleh ke belakang dan melihat ada anak Schutz disana membuatnya sedikit lega.
"PENGECUT LO SEMUA BANGSAT, MAINNYA KEROYOKAN. BANCI LO HAH??!!" Teriak Ardi seraya turun dari motornya dan menolong Axel.
Devan yang melihat kedatangan anak Schutz sangat terkejut, karna anak Schutz datang dengan jumlah yang tidak sedikit, seratus orang lebih.
"Ngadu eh?" Ucap Devan remeh.
" ALAH KEBANYAKAN BACOT LO, Schutz SERANG MEREKA. JANGAN SAMPE ADA YANG LOLOS SATU PUN!!" Teriak Revan keras.
Mendengar perintah dari sang wakil ketua tanpa bantahan apapun anak Schutz menyerang anak buah Devan secara membabi buta.
Sementara itu Revan mendekati Ardi yang sedang bersama Axel.
"Xel lo gapapa? sorry lama, tadi ada kendala di jalan"
"Gue gapapa, mending sekarang lo ke mobil gue. Disana ada Prisyla, lo anter dia pulang kerumahnya. Nih kuncinya" ucap Axel sedikit keras karna berada di tengah tengah keributan sambil memberikan kunci mobilnya.
"Lah, emang si Prisy-"
"Udah buruan, jangan banyak bacot. Tar gue jelasin di markas" ucap Axel memotong ucapan Revan.
"Oke" balas Revan. Lalu berbalik menuju mobil milik Axel.
Revan memasuki mobil milik Axel lalu membawanya pergi dari tempat tersebut.
Tapi, ada hal yang sedikit janggal dari saat ia memasuki mobil itu, Prisyla sama sekali tidak membuka suaranya. Dan ketika Revan menoleh untuk melihatnya ternyata tatapan Prisyla kosong.
Prisyla melamun.
"Syl, Prisyla" panggil Revan sedikit khawatir.
Tak ada jawaban apapun, Prisyla masih terus melamun menghadap jalanan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐗𝐄𝐋𝐈𝐀𝐍𝐃𝐑𝐎 [𝐒𝐜𝐡𝐮𝐭𝐳]
Teen FictionSeperti fiksi remaja pada umumnya, cerita ini berkisah tentang kehidupan seorang ketua geng sekolah yang bertemu gadis lugu nan polos yang seketika merubah kisah hidupnya yang semula tenang, menjadi rumit. Penasaran?, Kalo gitu langsung aja NEXT ok...