𝐗𝐈

824 60 50
                                    


.

Rooftop

Axel duduk di kursi yang terletak di pinggiran dekat pembatas bangunan. Menutup matanya sembari menghirup udara hingga memenuhi paru parunya dan menghembuskannya perlahan, lalu kembali membuka mata dengan tatapan tajamnya.

Cukup lama tatapan itu menerawang jauh, terdengar bunyi bel yang menandakan istirahat telah selesai. Tak menghiraukan hal itu, Axel pun mengeluarkan sebungkus rokok dan pematiknya yang tersimpan di kantong celananya.

Axel pun membuka plastik yang menyegel rokoknya, menandakan rokok itu masih baru. Mengambilnya sebatang menjepitnya di antara bibir lalu mematiknya.

Drett drett

Handphone Axel berbunyi, itu pesan whatssap dari teman temannya yang sudah memasuki kelas. Axel masih menghisap rokoknya tenang, tak menghiraukan teman temannya.

Namun tak berselang lama Handphone Axel pun kembali bergetar, namun kali ini diiringi nada dering. Itu telpon dari Revan, Axel pun mengambil handphone nya yang sedari tadi berada di sebelahnya lalu menggeser tombol hijau.

"Lo dimana?"

"Rooftop"

Lalu memutuskan panggilan itu, dan kembali meletakkan handphone nya kembali.

Tak lama terdengar langkah kaki mendekat, lalu memutari bangku panjang itu dan duduk disamping Axel. Mengambil rokok yang berada disamping handphone Axel lalu mematiknya.

Tak ada pembicaraan, keduanya menatap lurus kedepan mereka menerawang gedung gedung pencakar langit.

"Mana yang lain?" Axel membuka suara

"Masuk"

"Lo?"

"Males"

"Anak itu ternyata anak baru, sekelas sama kita xel" sambung Revan

Tak perlu diberi tau, Axel tau siapa yang dimaksud oleh Revan.

"Gue ke kelas" ucap Axel setelah membuang sisa rokoknya lalu berdiri berjalan ke pintu rooftop, turun meninggalkan Revan.

Saat di perjalanan Axel kembali bertemu Prisyla yang sepertinya hendak ke toilet. Seperti sebelum sebelumnya, pria itu berjalan melewati Prisyla tanpa kata. Sedangkan Prisyla menatapnya sendu.

Setelah berada di depan pintu kelasnya, tanpa babibu Axel masuk melewati gurunya yang nampak sudah terbiasa akan sikap Axel itu.

Pria itu berjalan menuju kursinya dan mendapati ada sosok lain di kursi sebelahnya. Tak menghiraukan sosok itu Axel pun menduduki kursinya tenang.

"Lo Axel? Kenalin gue Maicell" Maicell mengulurkan tangannya

Merasa tak dianggap, Maicell pun menarik tangannya dan kembali fokus ke penjelasan guru.

"Berhenti mendekati Prisyla" ucap Axel pelan, tapi terdapat tekanan di dalam kalimat itu.

Maicell yang mendengar itu pun menoleh dan menatap heran Axel, tapi tak lama pria itu kembali fokus pada guru lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐗𝐄𝐋𝐈𝐀𝐍𝐃𝐑𝐎 [𝐒𝐜𝐡𝐮𝐭𝐳] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang