11 cm ㅡ Today, you're mine

734 97 39
                                    

"Raf, bantal lo bau iler, anjing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Raf, bantal lo bau iler, anjing."

Rafa mengerjapkan matanya berkali-kali ketika mendengar suara dari belakangnya. Perasaan ia di rumah sendirian, kok bisa ada suara cewek? Nggak, seingat Rafa semalem ia nggak mabok, malah semalem beli nasi goreng depan komplek. Jadi, cewek di belakangnya siapa?

Rafa memutar badannya perlahan sambil menutup matanya berhati-hati jika nanti di depannya adalah hantu mbak-mbak alias miss kun. Lalu ia membuka matanya dengan hati-hati.

"Good morning, my bestfriend."

Bukan miss kun, yang ada di depannya malah Kafka yang tidur menyamping menghadap Rafa dengan senyuman sumringah layaknya cewek itu baru saja diberi bonus oleh kantor.

"Raf?"

Tolong sadarkan Rafa kalau ia nggak sedang bermimpi. Kafka di tempat tidurnya dengan wajah yang sudah dipoles make up tipis yang bener-bener bikin cewek itu fresh di pagi hari ini. Iya, fresh. Yang nggak fresh si Rafa yang sedang meraung-raung dalam hati saat melihat sahabatnya memakai lipstick berwarna matte alias Rafa bisa gila kalo begini.

"Anjing." Umpat Rafa yang sedang mengembalikan kesadarannya dan mengalihkan perhatiannya dari bibir Kafka. No, friends don't kiss each other kecuali kepepet seperti waktu itu. Iya, kepepet.

"Bangsat. lo baru bangun udah maki-maki gue." Ujar Kafka sambil mengerucuti bibirnya. Rafa yang ngeliat cuma ngomong bangsat, bangsat, bangsat, sahabat anjing.

"Kaf, bangun." Perintah Rafa dengan suara serak khas baru bangun.

"Nggak." Kafka malah menutupi wajahnya dengan selimut putih Rafa.

Rafa nggak mengerti dengan sahabatnya itu. Rafa tau Kafka memang sering manja, tapi nggak seliar ini sampai tidur di ranjangnya. Gila, waktu dikecup Kafka saja dirinya pusing tujuh keliling, bagaimana dengan sekarang yang tidur di ranjangnya dengan wajah super cantik? Rafa hanya bisa merapalkan doa kuat-kuat dalam hatinya.

"Kaf, gue bilang bangun." Perintah Rafa sekali lagi dengan serius.

"Nggak!" Sahut Kafka dari dalam selimut. Gila, Rafa bisa stres menghadapi Kafka yang begini.

"Kaf, sekali lagi, gue bilang bangun." Perintah Rafa lagi.

Kafka keluar dari selimut, ia menatap Rafa. "Tapi morning kiss, ya?"

Rafa menganga dibuatnya. Bahkan ia rasa rahangnya hampir jatuh ke kasur saat mendengar ucapan Kafka. Gila! Rafa nggak sedang bangun di dunia lain dimana ia menjadi suami Kafka 'kan? Ini semua aneh banget. Kafka nggak pernah se-aneh ini.

25cm [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang